RI siap jadi pusat ekonomi Islam dunia - 13 Sep 2012
Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono, mengatakan pedagang Muslim dari dalam dan luar Indonesia pernah mengalami kejayaan di Asia Tenggara pada abad 16. Tetapi kekuatan ekonomi itu kemudian merosot dengan masuknya usaha dagang dari negara-negara Eropa. Kini, menurut Wapres, bukan tidak mungkin untuk mengembangkan Indonesia dan Asia Tenggara menjadi pusat aliansi ekonomi Islam dunia. “Tetapi itu tentu menuntut banyak kerja keras dan kerja cerdas dari kita semua,” kata Boediono ketika membuka The 3rd Muslim World Business And Investment Zone (MWBIZ), di Jakarta Convention Centre, hari ini (13/9). Boediono mengingatkan bahwa semangat didirikannya Organisation of Islamic Conference (OIC) atau Organisasi Konferensi Islam (OKI) adalah mengumpulkan bersama sumber daya dunia Islam dan menyatukan langkah untuk memperjuangkan kepentingan negara-negara Islam dan memajukan dunia Islam pada umumnya. Oleh karena itu forum seperti MWBIZ merupakan kegiatan yang strategis untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut, terutama dari segi ekonomi. Lalu Boediono berbicara tentang sejarah, ketika di abad 16 pedagang muslim dari dalam dan luar Indonesia sangat aktif di kawasan Timur Indonesia. Perdagangan terus berkembang maju dengan adanya perjanjian perdagangan dengan Kerajaan Sunda pada awal abad 16. “Pada masa itu, perdagangan oleh para pedagang muslim di Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya, mencapai kejayaannya. Namun peran itu kemudian merosot dengan masuknya usaha-usaha dagang dari negara-negara Eropa yang melaksanakan praktek-praktek monopoli yang didukung dengan kekuatan militer,” tutur Boediono. Kini, dengan catatan kecil sejarah itu, dan dengan kemajuan ekonomi dan politik yang dicapai oleh bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara, menurut Boediono, bukan tidak mungkin untuk ke depan mengembangkan peran Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya menjadi Central Hub perdagangan Islam dan pusat Aliansi ekonomi Islam Dunia. Di sisi lain, Boediono juga mengingatkan bahwa sampai saat ini, banyak negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam di dunia, masih menghadapi banyak tantangan dan ketertinggalan di bidang ekonomi. “Tantangan itu harus dijawab dengan terus mencari peluang dan mengembangkan kerja sama, khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan di kalangan negara-negara anggota OKI maupun dengan negara-negara non-OKI,” kata Boediono. (jaringnews.com) |