Pemerintah tak berniat tutup kran impor kedelai - 17 Jan 2013 Belum lepas dari ingatan kita saat pengrajin tahu dan tempe mogok massal karena tingginya harga kedelai. Agar tidak terjadi lonjakan harga kedelai di dalam negeri, pemerintah masih akan melakukan impor. Tapi, impor kedelai hanya dilakukan jika produksi nasional turun dan berpotensi membuat harga jual kedelai bergejolak. Menko Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan, impor kedelai hanya dilakukan sebagai bentuk antisipasi untuk tetap menjaga ketersediaan bahan pangan dalam negeri. Bulog diberi wewenang menjaga stabilisasi dengan melakukan impor. "Sehingga jika terjadi harga tinggi, harga tetap stabil dan pengrajin tahu tempe kita tetap hidup," ujarnya saat ditemui di Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (16/1). Volume impor kedelai akan diatur oleh Kementerian Perdagangan melalui Permendag. Sementara dana untuk impor menggunakan anggaran Bulog. Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan, kinerja produksi kedelai tahun lalu mengalami penurunan sebesar 7,99 persen. Produksi 2012 hanya mencapai 783.000 ton, lebih rendah dari tahun 2011 yang bisa mencapai 851.000 ton. "Ini karena program perluasan areal tanam tidak berjalan akibat tidak tersedianya lahan," tuturnya. Penurunan kinerja juga disebabkan komoditas kedelai kalah bersaing dengan komoditas tanaman pangan lainnya. Tahun ini pemerintah bertekad melanjutkan dan menyukseskan program perluasan lahan kedelai. "Target kita produksi kedelai harus dua kali lipat dari capaian tahun lalu," ucapnya. KEDELAI ARGENTINA Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengadakan jamuan makan siang bersama Menteri Luar Negeri Argentina Hector Timerman, di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (16/01/13). Menlu Timerman datang ke Jakarta mendampingi Presiden Argentina Cristina Elisabet Fernandez De Kirchner yang melakukan kunjungan kenegaraan dan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (17/01/13) di Istana Negara. Pembicaraan antara dua kepala negara akan dikhususkan mengenai investasi, kerja sama pertanian dan perhubungan. “Ada tiga MoU yang akan ditandatangani di Istana yaitu investasi ekonomi, pertanian dan perhubungan. Khususnya ke pembukaan jalur penerbangan Indonesia-Argentina,” ungkap Marty dengan tenang. Pada kesempatan itu Marty menjelaskan, Indonesia tetap akan mengimpor kedelai dari Argentina. Kebutuhan kedelai Indonesia masih sangat besar dan perlu ditopang impor. “Selain itu, adanya kerjasama dibidang otomotif, meubel,” ungkap Marty. (merdeka.com/lensaindonesia.com) |