Petani minta keran impor dibuka - 22 Jan 2013 Asosiasi Petani Bawang Merah Indonesia (APBMI) sepakat keran impor bawang merah dibuka pada pertengahan bulan Februari hingga Maret. Sebab, persediaan bawang merah di sejumlah sentra produksi, seperti di Brebes, Tegal, dan sekitarnya, saat ini sangat terbatas. "Saya sepakat ada impor dengan pertimbangan stok di daerah sangat minim," kata Ketua APBMI, Juwari, pada Ahad (20 /1). Sejumlah lahan yang sedang ditanami bawang merah oleh petani tinggal 500 hektare dari total lahan bawang merah bulan Januari, yang mencapai 1.000 hektare. "Separuh dari luasan lahan yang ada pada bulan ini terendam air, gagal panen," ujarnya. Alasan membatasi impor ini untuk mengantisipasi musim panen bagi petani bawang dalam negeri yang diperkirakan terjadi pada bulan Maret. "Kalau melebihi kuota, petani dirugikan lagi," katanya. Menurut dia, sikap melunak petani bawang ini mengacu hasil pertemuan antara petani dan pedagang bawang merah yang difasilitasi oleh pemerintah. "Lahan terendam menimbulkan produksi bawang benar-benar minim, bahkan banyak petani yang memanen bawang meski usia masih dini," kata Sodikin. Jika merujuk pengalaman yang dialami oleh petani Brebes tahun sebelumnya, mereka terhambat oleh nilai jual bibit bawang merah yang harganya mencapai Rp 20 ribu per kilogram. Dengan begitu, dinas pertanian akan menyarankan agar penanaman bawang merah tak dilakukan di daerah yang selama ini rawan tergenang. "Jangan terjebak dengan harga tinggi bila tanaman terendam justru merugi sebelum panen," katanya. (Surabaya Post Online) |