Meski Kinerja Logistik Nasional Naik ke Posisi 46, Namun PR Masih Banyak - 24 Sep 2018 Customsjakarta.com, Jakarta - Berdasarkan LPI 2018, peringkat Indonesia mengalami kenaikan signifikan sebanyak 17 tingkat dari posisi 63 (skor 2,98) pada tahun lalu menjadi posisi 46 (skor 3,15)! Perbaikan itu tentu patut disyukuri mengingat dua tahun lalu, peringkat Indonesia dalam LPI sebenarnya lebih baik, yaitu berada pada posisi 53. Namun
perbaikan peringkat logistik yang dilaporkan Bank Dunia tidak boleh membuat
para stakeholder logistik nasional terlena. Masih banyak hal
yang harus diperbaiki sesegera mungkin. Harapannya tentu agar laju perekonomian
akan jauh lebih baik. LPI
mencakup beberapa aspek dalam penilaian. Mulai dari bea dan cukai,
infrastruktur, pengiriman barang internasional, kualitas dan kompetensi
logistik, pencarian barang, dan ketepatan waktu. Menurut LPI 2018, aspek bea
dan cukai di Tanah Air memperoleh nilai terendah (2,67). Terkait dengan bea cukai, sistem pertukaran
data elektronik (PDE) manifes (dokumen muatan barang) yang terus disempurnakan
Ditjen Bea Cukai melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 158/2017 akan dapat
memperbaiki kinerja logistik Indonesia. PMK 158/2017 mengatur tentang penyerahan pemberitahuan rencana
kedatangan sarana pengangkut, manifes kedatangan sarana pengangkut dan manifes
keberangkatan sarana pengangkut. Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder
Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengapresiasi sistem PDE
tersebut. "Dengan kebijakan baru PMK 158/2017, saya yakin indikator pabean
akan lebih baik, sehingga LPI Indonesia pada akhir 2019 setara dengan negara
tetangga, bahkan bisa lebih baik lagi," tutur Yukki, Senin (6/8). Selain itu, Yukki
menambahkan, masalah pembangunan infrastruktur di Indonesia masih jauh
tertinggal jika dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur di negara-negara
tetangga kita di Asia. LPI memberi nilai 2,89 untuk infrastruktur Indonesia. "Bahkan di antara
negara-negara ASEAN, pembangunan infrastruktur kita juga masih tertinggal,
khususnya jika dibandingkan dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Parameternya mudah, kita lihat saja kondisi fasilitas jalan dan pelabuhan di
Indonesia atau jarak tempuh dari satu tempat ke tempat lain masih terkendala dengan
kemacetan yang luar biasa," tegasnya. Sementara yang memperoleh nilai tertinggi adalah
ketepatan waktu (3,67). Sementara aspek lain memiliki nilai bervariasi mulai
dari 2,89 (infrastruktur) hingga 3,3 (pencarian barang). Dalam ekonomi global, LPI
merupakan salah satu tolok ukur kinerja logistik di suatu negara. Meskipun ada
pula indeks logistik yang tertuang dalam laporan indeks daya saing yang
dilansir oleh World Economic Forum (WEF), namun laporan LPI tetap menjadi
patokan utama. |