Customsjakarta.com, Lombok - PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) lakukan kegiatan sosial kepada korban gempa bumi yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan memberikan bantuan logistik kebutuhan masyarakat. Sedangkan di Palu, Sulawesi Tengah, JICT mengucurkan dana lebih dari 500 juta rupiah untuk membantu meringankan penderitaan korban gempa.
Kegiatan sosial itu dipimpin langsung oleh Direktur Utama PT JICT, Gunta Prabawa beserta jajaran staf JICT. Gunta mengatakan para pengungsi masih tinggal di tempat pengungsian.
"Lombok masih berduka mengingat 400.000 pengungsi masih tinggal di kamp kamp pengungsian, kekurangan air dibawah rumah baru yang terbuat dari terpal plastik," jelas Gunta dalam rilis yang diterima Customsjakarta.com, Kamis (4/10).
Untuk itu, JICT memberikan beberapa bantuan berupa perlengkapan shalat, pakaian, selimut, obat obatan, tenda tenda berkapasitas 40 orang untuk mushola, sekolah dan balai pengobatan dikirim langsung ke Lombok dari Jakarta. Sedangkan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, JICT juga memasang toren air di Lombok Utara dan Timur yang terdampak Gempa cukup parah.
Lebih lanjut Gunta paparkan, selain bantuan materil, JICT juga mengirimkan perwakilan untuk menjalankan kegiatan Trauma Healing bagi anak anak korban gempa di Lombok.
Sementara itu, untuk bantuan ke Palu, Gunta menjabarkan saat ini sedang menjajaki kebutuhan kebutuhan utama yang harus segera dipenuhi untuk mengurangi penderitaan para korban gempa di Palu dengan mengirimkan apa yang sangat mereka perlukan.
Sebagai langkah awal, lanjut Gunta, JICT mengirimkan bantuan dalam bentuk uang tunai 500 Juta yang diserahkan untuk membantu kebutuhan medis.
"Tanpa mengurangi rasa duka yang sangat dalam atas musibah yang terjadi di Indonesia khususnya Lombok dan Palu, kami dari JCT sangat senang bisa berbagi dengan mereka yang saat ini sangat membutuhkan. Kami memang di Jakarta, tapi JICT adalah untuk Indonesia. Kami akan terus memberikan perhatian untuk bangsa ini, baik dalam urusan logistik, kepelabuhanan, maupun sosial ekonomi," Pungkas Gunta.
