26 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Pelabuhan Tanjung Berhasil Tekan Biaya Logistik Hingga 20 % - 11 Feb 2019

Customsjakarta.com, Jakarta - Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi mengatakan, Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan penting bagi perekonomian nasional sudah mampu menghemat biaya 20% atau USD300 per kontainer.

"Itu untuk kontainer 20 feet. Waktu yang dibutuhkan juga berkurang dari 31 hari karena transit menjadi 23 hari," kata dia di Jakarta.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari lima pelabuhan utama Indonesia, yaitu Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, dan Makassar, ekspor terbesar pada 2017 melalui Pelabuhan Tanjung Priok dengan persentase volume 43,91% dan nilai 61,0%.

Untuk itu, pemerintah perlu mendorong pelabuhan lain agar bisa berkembang, dengan menjadikan Tanjung Priok sebagai standar, baik dari segi operasional maupun pelayanan.

"Dari segi geografis, Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bitung perlu dikembangkan dan dimodernisasi, dengan mengacu kepada Pelabuhan Tanjung Priok yang telah menerapkan digitalisasi pelayanan dan operasionalnya," ungkapnya.

Peran Tanjung Priok sebagai transshipment port atau kegiatan bongkar muat peti kemas juga berdampak terhadap penurunan biaya pengiriman kontainer. Peningkatan efisiensi dapat diperoleh karena kapal tidak melakukan handling di pelabuhan lain, misalnya di Singapura.

Kapal besar tidak perlu berlabuh di Singapura untuk memindahkan kontainer dari kapal berkapasitas besar kekapal feeder, karena bisa langsung menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

"Pemindahan barang atau kontainer di Singapura kan memerlukan biaya yang tidak kecil. Efisiensi ini akan menurunkan biaya yang akan ditanggung eksportir atau importir sehingga akan memengaruhi biaya logistik nasional," ujarnya.

Dia menjelaskan, kendala utama direct call kapal besar ke Indonesia adalah masalah volume muatan karena tersebar di beberapa pelabuhan, yaitu sekitar 60 pelabuhan utama pintu ekspor dan 35 pelabuhan utama pintu impor.

Untuk itu, perlu dilakukan perbaikan sistem pendistribusian barang antarwilayah ataupun antarpelabuhan agar muatan dapat terkonsolidasi secara efektif dan efisien.

Sistem distribusi dan konsolidasi ini harus terintegrasi dengan sistem informasi yang andal. "Sekarang, tugas pemerintah untuk menata kembali struktur kepelabuhanan secara nasional, termasuk penentuanrute transportasi laut," pungkasnya.