26 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Bawang impor Cina tertahan di Tanjung Perak - 20 Feb 2013

Sekitar 100 peti kemas berisi bawang impor tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, karena tidak ada izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dari Kementerian Pertanian.

"Petikemas bawang impor asal Lianyungang, China tersebut datang di Pelabuhan Tanjung Perak sejak 26 Januari 2013. Berat per kontainernya sekitar 28 ton dan jumlahnya mencapai 1.400 kantong," ujar Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), Edi Priyanto, di Surabaya, Rabu.

Sampai sekarang, kata dia, importir terdaftar (IT) produk holtikultura yang layak mendapatkan RIPH belum bisa melakukan kegiatan impor.

"Kondisi itu diduga karena RIPH yang seharusnya dikeluarkan awal Februari 2013, justru sampai sekarang Kementerian Pertanian belum bisa menentukan pembagian kuota impor," ucapnya.

Penyebab belum dilakukan pembagian kuota impor produk hortikultura karena jumlah yang diajukan importir melebihi ketetapan kuota atau mencapai 34,5juta ton. "Faktor lainnya adalah jumlah importir terdaftar (IT) yang diloloskan Kementerian Perdagangan, cukup banyak atau mencapai sekitar 176 IT," kata Edi.

Sementara Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Arifin T Hariadi menjelaskan, hingga sekarang ketergantungan masyarakat terhadap bawang impor sangat tinggi."Salah satu penyebabnya adalah produksi bawang lokal minim," katanya. (menits.com/Antara)