24 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Pemprov DKI & Pelindo II sepakat kembangkan Cilincing - 22 Feb 2013

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersinergi dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesia Port Corporation (IPC) membangun akses jalan penghubung terminal pelabuhan Kalibaru dengan kawasan Marunda Cilincing Jakarta Utara.

Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengatakan rencana awalnya dibangun jalan layang di atas laut dengan menelan biaya tinggi. Pemprov lalu menyarankan agar jalan akses logistik lebih murah memilih jalur darat. Kebetulan Pemprov akan mereklamasi tiga pulau yang dipakai untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Jakarta Utara.

“Kita akan reklamasi tiga pulau untuk KEK 1500 ha, kita tawarkan kepada mereka bagaimana bisa saling bersinergi. Ngapain bikin jalan layang kalau ada pulau reklamasi lewat bawah lebih murah,” katanya usai mendengar paparan Direksi Pelindo II di Balaikota, Kamis (21/2/201).

Keuntungan dibangunnya akses jalan ini mempersingkat jalur pengangkutan logistik yang baik dan mengembangkan kota baru di kawasan pesisir utara. Menurut Ahok, panggilan akrab Basuki, ‘New Tanjung Priok’ ini merupakan pelabuhan besar dengan kedalaman air mencapai 20 meter lebih dalam dari Singapura yang hanya 16 meter.

Tiga pulau KEK ini akan menjadi tempat menyimpan logistik yang berhubungan ekspor impor. Namun Pemprov akan bahas lebih lanjut mengenai kepemilikan pulau dengan Kementerian BUMN selaku pemilik PT Pelindo II. Ahok minta, jika pihak Pelabuhan menginginkan saham di KEK, sebaliknya Pemprov juga minta saham di Pelabuhan.

“Kita lagi bilang ke menteri kalau pelabuhan ingin punya saham di pulai ini untuk logistik, kita minta juga untuk [memiliki saham] pelabuhan kira kira begitu istilahnya,” jelas Ahok.

Presiden Direktur R.J Lino menyatakan banyak hal yang bisa dikerjasamakan dengan DKI. Mengenai kerjasama bangun kawasan industri dan logistik di tiga pulau akan dibahas lebih lanjut. “Gagasan besarnya kita sepakat, gimana caranya kita sama sama karena kan DKI punya rakyat, IPC kan juga punya rakyat,” jelasnya.

Disinggung mengenai perluasan terminal Kalibaru ini menurutnya sangat mendesak karena diperkirakan  sudah penuh tahun 2022. Waktu sembilan tahun tidak lama untuk sebuah pelabuhan sehingga harus sinergi dengan DKI.

Berdasarkan catatan Lino, arus lalu lintas peti kemas di Tanjung Priok dalam tiga tahun terakhir mengalami pertumbuhan rata rata 25%. Secara berturut turut container traffic tahun 2009 mencapai 3,8 juta TEUs, 2010 4,6 juta TEUs, 2011 5,7 TEUs dan 2012 6,2 juta TEUs. “Kalau tidak disiapkan dari sekarang, waktu sembilan tahun itu terlalu pendek. Priok itu kan 65 – 70 % ekspor Indonesia lewat situ, jadi penting banget,” ucapnya.

Dijelaskan Lino pembangunan terminal baru tahap pertama dimulai 2012-2017 dengan estimasi biaya proyek US$2,5 juta. Meliputi 3 terminal peti kemas seluas 132 ha dengan kapasitas 4,5 juta TEUs per tahun. Dan 2 terminal penampungan BBM seluas 48 ha dengan kapasitas 10 juta meter kubik per tahun. Terminal peti kemas 1 diharapkan bisa operasi 2014.

Tahap kedua dibangun 2018 – 2023 dengan estimasi biaya US$2,2 juta seluas 300 ha terdiri 4 terminal dengan kapsitas 8 juta TEUs per tahun. Terminal pertama ditargetkan operasi tahun 2021.

MIRIP SINGAPURA

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cilincing Jakarta Utara harus menjadi sebuah kawasan berikat yang strategis dan tidak kalah dengan Singapura. Hal ini disampaikan Dahlan saat melakukan groundbreaking pembangunan rumah sakit buruh di Cakung Jakarta Timur, Jumat (22/2). "KBN harus tidak kalah dengan Singapura. Dalam waktu 1 tahun akan ada kemajuan yang mencolok di sini," tegas Dahlan.

Direktur Utama PT KBN (Persero) Sattar Taba menuturkan beberapa program guna merealisasikan permintaan Menteri BUMN Dahlan Iskan bisa segera menjadi kenyataan.

"Pembenahannya yaitu Industri berwawasan hijau dan produksinya yang tepat waktu. Service terbaik harus dilakukan agar investor bisa masuk," ungkap Sattar.

Ia mengatakan pembangunan pelabuhan adalah kunci utama agar menarik para investor. Pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 120 hektar untuk dijadikan pelabuhan besar bersanding dengan Pelabuhan Tanjung Priok dan Kalibaru.

"Jadi kita sediakan pelabuhan yang bisa disandari kapal berukuran 80.000 DWT. Kita siap pada lahan, 120 hektar yang di BKT Marunda. Itu kita punya tinggal menunggu izin penggunaan lahan saja. Mudah-mudahan bisa ditempati dalam waktu dekat," katanya

Namun langkah awal yang harus dilakukan adalah membentuk anak usaha PT KBN yaitu Badan Urusan Pelabuhan (BUP). Nantinya tugas BUP ini adalah khusus menangani usaha kepelabuhan, investasi dan aset KBN yang berada di dekat Banjir Kanal Timur itu.

"Kita bentuk anak perusahaan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) itu yang akan membangun. Sudah dibangun itu. Ini pembiayaan oleh kita bukan Pelindo. Nilainya lahan Pelabuhan paling tidak Rp 250 miliar. Tetapi masih menunggu konsultan. Kalau BUP sedang dalam tahap proses mudah-mudahan 1 bulan selesai, kemudian perhubungan untuk pembangunan pelabuhan dan reklamasi ke Pemda. Kita pakai untuk urus izin itu," katanya.

"Pak Dahlan juga setuju. Ini pelabuhan baru untuk melayani C4. Di kawasan berikat Cakung ini ada 120 perusahaan asing dari Korea dan China. Nantinya di BKT akan ada kontainer, pabrik dan perusahaan dan bisa masuk 100 perusahaan. Investor dari Hongkong dan Singapura sudah tertarik," tuturnya.

Selain itu untuk membuat perseroan menjadi besar, ekspansi lahan terus dilakukan oleh PT KBN. Saat ini PT KBN tengah mengincar lahan di daerah Kerawang Jawa Barat. "Total lahan yang saat ini dimiliki PT KBN 620 hektar. Direncanakan ekspansi lahan kita mencari lahan di Kerawang," tandasnya. (solopos.com/analisadaily.com)