Otoritas Siapkan Blue Print Ecoport Priok - 11 Okt 2019 Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok menyiapkan blue print atau cetak biru konsep pelabuhan berwawasan lingkungan/ecoport guna tetap menjamin kelangsungan pengelolaan Tanjung Priok di masa depan. Penyiapan blue print itu disampaikan pada focus group discussion (FGD) mengenai Kajian Konsep Ecoport di Pelabuhan Tanjung Priok yang digelar Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok dan diikuti stakeholders dan sejumlah asosiasi terkait di pelabuhan tersibuk di Indonesia. Asosiasi yang menghadiri FGD tersebut antara lain; Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) DKI Jakarta, Indonesia Shipping Agency Association (ISAA), Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) DKI Jakarta, dan Indonesia National Shipowners Association (INSA) Jaya. Selain kalangan pengguna jasa pelabuhan Priok, FGD itu turut dihadiri perwakilan dari manajemen PT.Pelabuhan Indonesia II/IPC, maupun manajemen terminal peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok. Pada FGD itu, mengemuka bahwa terdapat 10 item yang mesti menjadi perhatian dalam menyusun blue print ecoport yakni; menyangkut kelembagaan dan budaya ecoport, kualitas udara dan debu, kualitas air dan konsumsi air, limbah kapal dan limbah pelabuhan. Kemudian, yang berhubungan dengan konsusmsi energi dan perubahan iklim, pengerukan, pengembangan dan operasi pelabuhan, bunkering, kargo bahan beracun dan berbahaya (B3), lahan yang terkontaminasi, lalu lintas dan kebisingan, serta hubungan dengan masyarakat setempat, maupun habitat. Eko Agus Magiono, Konsultan Independen untuk lingkungan, mengatakan.di pelabuhan Tanjung Priok hingga kini masih terdapat lahan-lahan yang terkontaminasi dengan limbah maupun B3 seperti di lahan-lahan didekat maintenance kapal atau galangan. "Meningkatkan hubungan dengan masyarakat setempat juga perlu supaya adanya kesadaran agar tidak membuang sampah sembarangan di sungai,kali yang akan sampai di kolam pelabuhan," ujarnya. Keluhan Pelayaran Sunarno, Perngurus DPC INSA Jaya mengatakan, pelayaran mengeluhkan dan mempertanyakan bagaimana penanganan masih banyaknya dan menumpuknya sampah maupun limbah kapal di pelabuhan Tanjung Priok saat ini. Menurutnya, hingga saat ini belum ada standard opersional prosedur (SOP) yang jelas terhadap pengawasan limbah kapal di pelabuhan Tanjung Priok. Padahal, kata Sunarno, jika di pelabuhan luar negeri, setiap kapal yang hendak masuk harus melaporkan berapa banyak limbah/sampah yang dibawanya. "Tetapi kalau kapal masuk di Priok tidak jelas pelaporan limbahnya ke (instansi) mana?. Kami sarankan pelaporannya masuk ke inaportnet,"tuturnya. Wakil Ketua DPD Aptrindo DKI Jakarta, Mustafa Tallong mengatakan, pengusaha truk logistik mengusulkan supaya manajemen pelabuhan Tanjung Priok melakukan penertiban dan memilah truk/trailler yang bisa masuk atau tidsk melayani pelabuhan. "Kalau Truknya menghasilkan asap atau gas buangnya terlalu banyak,sebaiknya jangan boleh dong melayani pelabuhan karena itukan menimbulkan polusi dan mengganggu lingkungan,"ujar Talong. Sumber berita: |