Topang Aktivitas Logistik Priok,Tol Cibitung-Cilincing Ditargetkan Rampung 2020 - 11 Okt 2019 Proyek pembangunan jalan tol Cibitung-Cilincing Tanjung Priok (JTCC) yang akan terintegrasi langsung dengan akses pelabuhan Tanjung Priok Jakarta ditargetkan rampung pada pertengahan tahun 2020. Yaya Ruhiya, Pimpinan Proyek JTCC mengatakan, proyek jalan tol Cibitung Cilincing sepanjang 34,8 km itu telah mulai dikerjakan sejak September 2017. Proyek itu nantinya juga terintegrasi dengan jalan tol akses Tanjung Priok (JTATP) sepanjang 11 km dan new Priok eastern acces (NPEA) sepanjang 7 km yang diharapkan dapat memperlancar aktivitas logistik dari dan ke pelabuhan Priok. "Progres keseluruhan sampai dengan 3 Oktober 2019 proyek itu yakni penyelesaian lahan sudah 80,15% dan konstruksi 61,24%," ujarnya kepada wartawan yang melakukan media visit ke proyek jalan tol JTCC, pada Kamis (10/10/2019). Dia mengatakan pada proyek jalan tol JTCC yang berada di kilometer 24,8 Jakarta-Cikampek itu juga bakal terhubung dengan jalan antara (RAM) Cimanggis, Cilincing, Cawang, Jagorawi dan Cikampek yang disebut dengan istilah RAM 21, 22, 23, 31 dan 32. Dari total panjang lahan 34,8 km yang digunakan untuk jalan tol Cibitung-Tanjung Priok itu, sebagian besar atau 30,17 km berada di wilayah Jawa Barat dan sisanya 4,5 km di wilayah DKI Jakarta. Yaya mengatakan, terhadap lahan DKI Jakarta yang terkena untuk proyek tol CTP itu sudah progres 24,14% dan kontruksi 19.24%. Sedangkan yang masuk wilayah Jawa Barat progres lahan sudah 87,75% dan konstruksi 72,11%. "Pengerjaan proyek tol JTCC itu terbagi dalam empat seksi. Yakni ruas Cibitung- Telaga Asih - Tambelang - Tarumajaya (batas provinsi Jawa Barat)- Cilincing (masuk wilayah DKI Jakarta). Eko Afrilianto, Direktur Tehnik PT Pengembang Pelabuhan Indonesia (PPI)-anak usaha IPC/PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II mengatakan, latar belakang proyek JTCC yakni untuk mendukung kelancaran arus barang dan logistik seiring dengan pengembangan pelabuhan Priok. "Investasi proyek JTCC itu mencapai Rp.10,8 triliun, dimana 70%-nya dibiayai sindikasi perbankan,"ujarnya. Sumber berita: |