29 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Pemerintah Antisipasi Penurunan Impor Barang Modal - 29 Jul 2013

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran ekonomi dalam komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal I-1013 mengalami penurunan 5,99% dari kuartal sebelumnya. PMTB tersebut menurun dari Rp. 729,7 triliun pada kuartal IV-2012 menjadi Rp. 686,8 triliun pada kuartal I-2013 penurunan ini disebabkan oleh turunnya impor barang modal, seperti mesin dan pesawat mekanik, kendaraan dan sparepart, pesawat dan sparepart, terutama dari China dan Jepang.

Selain itu, komponen pengeluaran yang turun adalah pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 42,63% dari Rp232,9 pada kuartal IV-2012 menjadi Rp146,2 pada kuartal I-2013. Penyebab penurunan tersebut diakibatkan daya serap APBN menurun, rendahnya belanja modal dan penundaan belanja Kementerian/Lembaga. “Dampak penurunan itu bisa mempengaruhi produksi, sehingga kita perlu antisipasi,” ujar Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, di Jakarta (Jumat, 28/7).

Bayu mengatakan pemerintah menelusuri penyebab turunnya impor barang modal yang terjadi pada kuartal pertama tahun ini. Pengurangan dinilai memburuk jika diikuti anjloknya produksi. Sebaliknya, jika produksi tetap, pengurangan impor barang modal dinilai akibat meningkatnya suplai bahan baku lokal. Data BPS menyebutkan impor barang modal mencapai USD7,7 miliar selama kuartal pertama tahun ini. Jumlah itu menurun 15,8% ketimbang impor periode yang sama tahun lalu.

Tren penurunan impor barang modal terlihat sejak November tahun lalu. Catatan BPS realisasi impor barang modal mencapai USD3,3 miliar pada Oktober 2012, lalu turun menjadi USD3,26 miliar pada November, dan anjlok lagi menjadi USD3,01 miliar pada Desember. Memasuki tahun 2013, laju penurunan masih berlangsung. Tercatat pada akhir Januari lalu impor barang modal itu mencapai USD 2,63 miliar dan masih turun lagi menjadi USD 2,56 miliar pada Febuari lau.

Namunn menurut Bayu, penurunan impor barang modal di kuartal I tahun ini bukan refleksi dari pelemahan investasi. Penurunan tersebut merupakan bagian dari siklus investasi yang dianggap belum mengkhawatirkan. Dikatakan, sekarang pemerintah mulai mencermati kenapa melambat, tapi belum mengkhawatirkan. Ini bagian dari proses investasi. Yang didorong itu utamanya investasi. Yang perlu dicermati, menurut dia, apakah melambatnya ini merupakan indikasi dari investasi yang tidak terealisasi.

Meski begitu, bayu mengakui bahwa Kementerian Perdagangan masih memetakan siklus investasi yang ada saat ini. Hal itu terkait pengadaan barang modal yang melibatkan proses impor. Menurutnya, indikasi penurunan impor barang modal yang dipaparkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), tidak bisa diartikan langsung mengakibatkan penurunan investasi manufaktur. Ditegaskan, itu tidak bisa secara mutlak diartikan penurunan investasi manufaktur. “Sebab, kita juga sekarang memproduksi sendiri barang-barang modal,” kata Wamendag.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Econit, Hendri Saparini, menyatakan tetap optimistis penurunan impor barang modal tidak akan mengoreksi pertumbuhan sektor produksi industri. Dia juga yakin Indonesia masih menjadi tujuan utama investor asing. Ia optismistis penyelenggaraan pemilu tidak akan mengurangi minat investor. Dia mengatakan tahun ini Indonesia masih menarik bagi para investor asing di tengah global (Amerika Serikat dan Uni Eropa) masih mengalami perlambatan ekonomi.

Terkait penyelenggaraan pemilu 2014, dia menilai investor telah melihat bahwa pemilu di Tanah Air merupakan pesta demokrasi. Kelancaran proses politik tersebut tentu akan membuat kondisi ekonomi kian kondusif. Dia berharap para pelaku usaha tidak merisaukan adanya penurunan impor barang modal. Menurut dia, penurunan impor barang modal merupakan fenomena siklus bisnis. Penurunan itu dinilai tidak mempengaruhi kegiatan produksi. 

Sumber : Business News