Produksi Minim, Impor Harus Dikelola - 19 Sep 2013
JAKARTA – Pemerintah mengkaji pengelolaan importasi biji kakao seiring dengan pesatnya pertumbuhan kapasitas produksi industri yang kini belum bisa diimbangi produksi biji kakao dalam negeri.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan kondisi saat ini pertumbuhan kapasitas produksi lebih cepat dibandingan dengan panen biji kakao. Bahkan, pertumbuhan pemerintah konsumen pasar dalam negeri bisa meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kelas menengah.
“Melihat kondisi ini kita harus bisa mengelola impor. Contohnya bisa dengan menerapkan bea masuk kakao olahan sebesar 5% dan membebaskan bea masuk untuk bijinya,” kata Bayu, seusai Lokakarnya Kakao 2013, Rabu (18/9).
Dia menjelaskan saat ini Indonesia masih menerapkan bea masuk biji kakao sebesar 5% untuk melindungi daya saing produk dalam negeri. Namun, kakao olahan justru di bebaskan dari bea masuk.
Jika tidak ada upaya untuk meningkatkan produksi biji kakao dalam negeri, lanjutnya, langkah membalik kebijakan bea impor tersebut bisa menjadi solusi. Penghiliran industri yang telah berhasil dilakukan tidak mungkin mengurangi kapasitas produksinya akibat ketersediaan bahan baku yang terbatas.
“Seharusnya program revitalisasi tanaman kakao bisa diadakan kembali.”
Sumber : Bisnis Indonesia, Kamis 19 September 2013 |