4 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Penerapan Zonasi Impor Ternak Menguat - 11 Oct 2013

Refisi Undang-Undang Pertenakan selesai tahun ini.

Jakarta – Rencana pemerintah untuk menerapkan sistem impor ternak berdasarkan zonasi semakin kuat. Hal tersebut akan tercantum dalam revisi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pertenakan dan Kesehatan Hewan yang tengah dibahas oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Menurut Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini, penetapan izin impor berdasarkan zona tertentu akan memberikan alternative sumber pasokan sapi, terutama sapi bibit. Karena masih menganut sistem country-based, Indonesia saat ini hanya bisa mengimpor sapi dari negara tertentu. “Asalkan seluruh wilayahnya dinyatakan bebas dari penyakit ternak,” kata dia di gedung DPR kemarin.

Dengan sistem country-based, kata Banun, Indonesia hanya bisa mengimpor daging dari Australia dan Selandia Baru. Pasokan sapi hidup dan bibit sapi hanya diperoleh dari Australia karena pemerintah Selandia Baru melarang ekspor sapi hidup. Akibatnya, peluang Indonesia untuk memperoleh bibit sapi terbaik hilang. “Mereka mungkin tidak mau memberikan bibit sapi terbaik karena pasarnya bisa hilang,” ujarnya.

Jika sistem zonasi diterapkan, Indonesia berpeluang memperoleh alternative sumber genetik terbaik dari wilayah lain. Banun mengatakan Jepang dan Brasil berpeluang menjadi pemasok sapi bibit yang baik lantaran sebagian wilayahnya bebas dari penyakit ternak seperti antraks dan sapi gila.


Sumber : Koran Tempo, Kamis 10 Oktober 2013