Ekspor Mineral Terganjal Harga - 16 Oct 2013
JAKARTA – Kebijakan relaksasi yang dikeluarkan pemerintah tidak memicu mayoritas perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) karena mereka lebih memilih wait and see terhadap regulasi 2014 selain harga komoditas mineral masih tidak menarik.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo) Agus Suhartono mengatakan mayoritas anggota asosiasi cenderung memilih tidak mengenjot produksi karena berisiko penimbunan stok mineral.
Selain itu, akhir-akhir ini terdapat dua permasalahan cukup berpengaruh jika produksi di maksimalkan.
“Permasalahan terbesar akhir-akhir ini adalah cuaca yang tak menentu dan harga komoditas mineral turun,” katanya, Kamis (10/10).
Cuaca yang tidak menentu mulai dari Januari hingga Agustus tahun ini memengaruhi pertambangan dan pengapalan. Menurutnya, ada masa licin yang harus dilewati pertambangan sehingga produksi tambang menurun.
Agus memberi contoh komoditas yang mengalami penurunan harga adalah nikel. Pasar yang semakin menyempit menyebabkan pengusaha menunda produksi karena pasar nikel saat ini didominasi oleh nikel berkadar tinggi yaitu 1,9%.
Sumber : Bisnis Indonesia, Jumat 11 Oktober 2013 |