Ekonomi Terancam Stagnan 5%-6% - 17 Oct 2013
JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam stagnan pada kisaran 5%-6% apabila pemerintah tidak mampu menahan lonjakan impor bahan bakar minyak (BBM).
Sekretaris Komite Ekonomi Nasional Aviliani mengatakan tingginya kebutuhan impor BBM merupakan konsekuensi pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Kendati demikian, lanjutnya, hal tersebut bukan menjadi alasan pemerintah untuk menahan pertumbuhan ekonomi.
“Masalah utamanya itu impor BBM. Lalu kenapa musti korbankan pertumbuhan ekonomi apabila kita mampu menekan impor BBM. Kami pikir pemerintah harus segera mengubah pola BBM atau konversi guna mengurangi konsumsi,” katanya, Jumat (11/10).
Dia berharap langkah moneter yang dilakukan pemerintah saat ini, tidak mengorbankan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Menurutnya, melambatnya pertumbuhan ekonomi justru akan membuat warga berpenghasilan menengah dalam negeri melakukan impor demi memenuhi kebutuhannya.
Hal tersebut, sambungnya sangat disayangkan mengingat warga berpenghasilan menengah dalam negeri tengah booming pada saat ini, namun pemerintah justru mengerem pertumbuhan ekonomi.
Nilai Impor Ri (US$ juta)* Uraian 2012 2013 Migas 27,51 29,91 Minyak 7,16 9,06 Hasil Minyak 18,34 18,82 Gas 2.015 2.022 Nonmigas 99,11 94,95 Total 126,62 124,86 Sumber : BPS, Oktober 2013 Ket: *Periode Januari-Agustus
Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Rabu 16 Oktober 2013
Foto : http://assets.kompas.com |