Produksi Turun, Impor Susu Makin Besar - 22 Oct 2013
Produksi susu nasional pada 2013 diprediksi mengalami penurunan dibandingkan produksi tahun 2012, penurunannya diperkirakan mencapai 10%-15%. Ketua Dewan Persusuan Nasional, Teguh Boediyana, di Jakarta (Rabu, 16/10) mengatakan, pada tahun 2013 ini persentase susu segar untuk memasok kebutuhan nasional diyakini menurun dibandingkan produksi 2012. Penurunan tersebut sebagai implikasi harga susu segar yang kurang layak serta adanya kenaikan harga daging sapi. Dari data yang masuk banyak peternak yang menjual sapi perahnya untuk menjadi sapi potong.
Lebih jauh Teguh mengungkapkan pemerintah tidak melakukan tindakan pencegahan apa pun menghadapi kondisi ini. Padahal sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.18/2009, pemotongan sapi betina produktif dikenakan sanksi pidana. Produksi susu segar yang dipasarkan ke IPS sekitar 1.700 ton/ hari. Menurut data Kementerian Perindustrian, total kebutuhan bahan baku susu tercatat 3,2 juta ton per tahun. Sedangkan pasokan dari peternak hanya 690.000 ton yang dihasilkan oleh sekitar 597.135 ekor sapi perah. Artinya, hanya 21% bahan baku industri susu olahan yang bisa dipenuhi oleh peternak, sedangkan 79% masih harus diimpor. “Kalau begini kondisinya, jelas kita akan semakin tergantung pada susu impor,” ujar Teguh.
Teguh mengakui, produksi susu segar nasional sampai sekarang belum mampu memenuhi kebutuhan susu dalam negeri. Dia pun setuju pemerintah mencanangkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Susu Nasional. Dengan adanya peringatan Hari Susu Nasional, hal itu dapat mendorong para peternak untuk kembali bersemangat meningkatkan produksinya. Dia mengungkapkan beberapa fakta miris soal persusuan Indonesia masih sangat nyata, misalnya 79% pasokan susu di dalam negeri berasal dari impor, konsumsi susu per kapita Indonesia masih terendah se-ASEAN, bahkan kalah dengan Malaysia.
Sumber Tulisan : Business News
Foto : http://statik.tempo.co |