Pelindo II Diminta Tahan Tarif - 23 Oct 2013
JAKARTA – Kadin DKI Jakarta meminta PT Pelabuhan Indonesia II tidak menaikkan tarif jasa kepelabuhanan di Pelabuhan Tanjung Priok karena iklim perdagangan ekspor impor dan antarpulau masih lesu.
Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta Bidang Perdagangan Ekspor Impor dan Kepabeanan Widijanto mengatakan operator pelabuhan hendaknya mendukung pertumbuhan perdagangan dengan menggenjot kegiatan ekspor.
“Jangan terus menerus merencanakan tarif jasa kepelabuhanan naik. Hal ini sangat mengganggu kegiatan usaha,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (21/10).
Widijanto menyatakan Kadin menerima informasi sejumlah asosiasi dan pengelola terminal peti kemas di Tanjung Priok membahas penyesuaian tarif penumpukan atau storage peti kemas di pelabuhan.
Saat ini, dia menilai pelaku usaha fokus meningkatkan kinerja di semua lini dan instansi terkait di pelabuhan agar lalu lintas barang lancar dan tepat waktu.
Kadin DKI mencatat pergerakan perdagangan melalui angkutan laut melalui Tanjung Priok sepanjang tahun ini mengalami penurunan ketimbang tahun lalu. Penurunan itu dipicu anjloknya kegiatan industri di dalam negeri, dan pengaruh melemahnya nilai tukar rupiah.
“Sudahlah, jangan membahas penyesuaian tarif melulu, sebaiknya fokus pada percepatan pelayanan di pelabuhan yang lebih efisien agar biaya logistik dapat ditekan,” tuturnya.
Untuk memacu produktivitas jasa kepelabuhanan, Widijanto mengusulkan pemerintah meniadakan kebijakan cuti bersama guna memberikan kepastian kegiatan logistik.
“Kebijakan cuti bersama sebaiknya dihapuskan saja sebab sangat mengganggu kelancaran aktivitas logistik,” paparnya.
Dia juga mendorong pembenahan dan peningkatan infrastruktur maupun fasilitas Pelabuhan Tanjung Priok untuk meningkatkan daya tampung pelabuhan pada masa mendatang.
“Mumpung arus petikemas sedang turun saat ini sebaiknya dapat dilakukan kegiatan peningkatan infrastruktur pelabuhan,” tegasnya.
Sekretaris Organda Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Tanjung Priok Maradang Rasjid menyatakan arus petikemas ekspor impor dan antarpulau melalui Pelabuhan Tanjung Priok terus menurun.
“Order pengangkutan trucking juga turun rata-rata 6%-10% sepanjang tahun ini. Hal ini karena volume barangnya juga sedang turun,” ujarnya.
Rasjid optimistis kegiatan pengangkutan peti kemas akan mulai tumbuh pada akhir tahun ini menghadapi kebutuhan Natal dan Tahun Baru.
“Biasanya menjelang kebutuhan Natal dan Tahun Baru ada kenaikan order angkutan,” paparnya.
Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Selasa 22 Oktober 2013
Foto : http://www.poskotanews.com |