Kadin Desak Peremajaan Tanaman Kopi - 23 Oct 2013
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mendesak Kementerian Pertanian untuk meremajakan tanaman kopi, mengingat usia rata-rata tanaman di berbagai daerah di Indonesia sudah tidak ideal. Upaya peremajaan tanaman bisa dengan berbagai cara, seperti tanam sela, sambung pucuk, sambung samping pucuk dan lain sebagainya. “Kita jangan sampai terlena untuk genjot ekspor. Tapi harus menjaga usia ideal tanaman supaya tetap produktif. Idealnya, usia antara 7-25 tahun,” Wakil Ketua Komite Tetap Pengembangan Industri Primer Pertanian Herman Rachman mengatakan kepada Business News (22/10).
Kadin khawatir, kalau nantinya tidak ada peremajaan, tanaman kopi menjadi mati. Di berbagai daerah, rata-rata tanaman kopi sudah mendekati 25 tahun. Kalau sudah melewati usia ideal, tanaman menjadi kropos, tidak maksimal menghasilkan buah-buahan. Tanaman yang sudah tua tidak menyerap bahan makanan secara maksimal. Produktivitas otomatis drop, ketimbang petani meremajakan tanamannya. “Kami khawatir, ketika kita genjot ekspor, tanaman mati, kebutuhan disini tidak terpenuhi. Kita tidak mungkin bisa ekspor lagi, bahkan kita harus impor kopi dari luar. Ini bahaya.”
Prosentase penurunan produktivitas kopi, selain ditentukan faktor usia, tapi juga tingkat kesuburan tanahnya. Setiap daerah memiliki tingkat keseburan yang berbeda. Kadin bersama ICTE (Indonesia Coffee, Cocoa & Tea Expo) berencana untuk menggulirkan program pungutan dana ekspor. Hasil pungutannya diharapkan bisa mendorong kelangsungan produksi komoditi yang bersangkutan. Program tersebut sudah pernah berjalan, tapi vacuum beberapa tahun lamanya. “Karena dana yang dipungut dari ekspor terserap oleh biaya-biaya sektor belanja. Komoditi seperti kopi, kakao, teh tidak diperhatikan. Tapi Malaysia berhasil mengembangkan komoditinya, karena system pungutan dana ekspornya terus bergulir. Kami mau meningkatkan kegiatan promosi tahun depan.”
Sumber Tulisan : Business News
Foto : http://bimg.antaranews.com |