Masih Tingginya Kebutuhan Kulit Dipenuhi Indonesia Dari Impor - 23 Oct 2013
Masih tingginya kebutuhan kulit Indonesia dan tidak tersedianya bahan baku di dalam negeri menyebabkan Indonesia Indonesia masih mengimpor kulit dalam partai atau jumlah yang dibutuhkan industri. Padahal di negara lain, permintaan bahan baku kulit dalam partai kecil juga dilayani, selain juga karena di dalam negeri masih kekurangan.
Seperti dikemukakan Direktur Industri Tekstil dan Aneka Ditjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin Ramon Bangun, usai pembukaan, “Pameran Industri Aneka” di Plaza Industri, Selasa (22/10) di negara produsen kulit seperti China dan Italia, permintaan dalam partai kecil juga mampu dipenuhi dari dalam negeri, apalagi kalau dengan spesifikasi ukuran tertentu, seperti ukuran 300 sqf, misalnya.
“Kesulitan di dalam negeri selain karena produksi kulit sapi lokal hanya mampu memenuhi 2 juta lembar, sedangkan kebutuhan mencapai 5 juta lembar, sehingga kekurangannya harus diimpor. Demikian juga dengan kulit kambing, kebutuhannya di luar jumlah pasokan yang tersedia, sehingga kekurangannya harus dipenuhi dari impor. Jenis kulit yang berasal dari daerah Jawa sebenarnya kualitasnya sudah bagus.
Cuma yang asalnya dari daerah Sumatera dan NTT mungkin kualitasnya masih dibawah standard yang dibutuhkan, karena mereka suka mencampur penggunaan jenis kulit sapi dan kambing. Sementara yang berasal dari Jawa diperlakukan dengan sangat selektif, sehingga sapi atau kambing yang digigit nyamuk saja, sudah pasti dipisahkan dengan yang lainnya. Bedanya produksi kulit sapi dan kambing dari Jawa tersebut, harga jualnya lebih tinggi, sehingga cenderung dipergunakan untuk mengisi pasar ekspor baik untuk kulit setengah jadi ataupun kulit jadi, jelasnya.
Sumber Tulisan : Business News
Foto : http://img.antaranews.com |