Kebut Infrastruktur - 28 Oct 2013
SURABAYA – Para pebisnis menyatakan daya saing industri tetap menjadi harga mati demi memenangi kompetisi bisnis di kancah asean dan Global.
Oleh karena itu, problem logistik yang kian akut dan melumpuhkan daya saing harus segera dibabat.
Penanganan masalah logistik yang sampai kini terseok-seok hanya akan membuat industri nasional menjadi pecundang.
Pada tahun lalu, Bank Dunia menepatkan daya saing indonesia di bidang logistik pada urutan ke-59 dari 155 negara. Peringkat ini jauh dibawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Kadin Indonesia mencatat biaya logistik nasional mencapai 18% terhadap penjualan dan sekitar 27% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan lemahnya daya saing logistik dalam negeri terlihat dari sejumlah indicator seperti bea cukai, infrastruktur, pengapalan internasional, kualitas dan kompetensi logistik. Ada pula aspek tracking, tracing, dan waktu penanganan.
“Logistik Performance Index Indonesia pada 2007, 2010, dan 2012 ada di peringkat ke 43, 75, dan 59,: ujarnya saat ditemui dalam Rakornas Kadin Indonesia bidang perhubungan dan Logistik di Surabaya, Kamis (24/10).
World Ecomic Forum tahun ini memosisikan Indonesia di urutan ke 38 dari 144 negara, naik dari peringkat ke 50 pada 2012. Urutan terbawah juga berlaku untuk infrastruktur, baik jalan, rel kereta api, pelabuhan laut dan udara, energy, serta telepon. Ini tercatat dalam Global Competitiveness Report 2013.
“Jika dibandingkan dengan ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam maka Indonesia relative lebih rendah,” kata Hidayat.
Sumber Tulisdan : Bisnis Indonesia, Jumat 25 Oktober 2013
Foto : http://img.antaranews.com |