25 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Bongkar muat general cargo belum maksimal - 27 Jun 2012

Sekretaris Perusahaan Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Rima Novianti mengatakan aktivitas bongkar muat untuk general kargo memakan waktu lebih lama. Pasalnya, belum adanya kesiapan pemilik barang untuk menyuplai.

"Ada sistem yang membuat kegiatan bongkar muat terkendala karena menunggu barang yang akan diangkut. Kapalnya ada, tetapi barangnya belum ada," katanya ketika dihubungi Media Indonesia, Senin (25/6).

Di sisi lain, ada kecenderungan pemilik barang masih menggunakan kantong dalam ukuran kecil. Alhasil, membutuhkan waktu untuk melakukan aktivitas bongkar muat. Padahal, pelabuhan telah menyediakan teknologi untuk memangkas waktu logistik. "Ada yang bentuk segitiga, kotak, maupun bulat," paparnya.

Rima mengaku birokrasi juga menghambat pemangkasan waktu logistik. "Aplikasi dokumen, pemeriksaan di lapangan, masih proses yang panjang. Untuk itu aplikasi Inaportnet diharapkan memangkas logistik," terangnya.

Sedangkan untuk kegiatan bongkar muat kontainer, menurut Rima, pelabuhan Indonesia mampu bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan asing. "Untuk kapasitas 4.000-5.000 TEUs, membutuhkan waktu kurang dari satu hari," ujarnya.

Anggota Komisi V DPR M Arwani Thomafi menuturkan permasalahan berada pada kapasitas pelabuhan, dalam hal ini Pelindo I hingga IV. "Jika BUMN pelabuhan mau optimal kinerja investasinya, bukan tidak mungkin dapat bersaing dengan pola bongkar muat di negara lain," jelasnya.

Ia mengungkapkan banyak menemukan daya tampung layanan pelabuhan yang melebihi kapasitas rencana. Seperti pelabuhan bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok hanya dapat melayani bongkar muat hingga 2012.

Menurut Arwani, pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan aktivitas bongkar muat. Bila demikian, pelayanan juga memberikan nilai maksimal. Di sisi lain, pelabuhan Tanjung Priok mengalami kesulitan dalam pengembangan lahan.

"Untuk ke depan, perencanaan pelabuhan seyogianya komprehensif termasuk mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi ke depan. Bukan perencanaan yang tambah suram," pungkasnya. (Media Indonesia/Antara)