Sistem Logistik RI Belum Dukung Konektivitas Antarwilayah - 06 Nov 2013
JAKARTA – Sistem logistik Indonesia belum bisa mendukung konektivitas antarwilayah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Indikasinya dapat dilihat dari ketersediaan, tingkat harga, fluktuasi harga, dan disparitas harga antarwilayah untuk beberapa barang dan komoditas pokok dan strategis di Indonesia.
“Persoalan logistik yang berdampak terhadap biaya juga mempengaruhi daya saing berang atau komoditas, baik daya saing di luar negeri maupun di dalam negeri,” kata Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi dalam keterangan tertulisnya kepada Investor Daily, Selasa (5/11).
Menurut Setijadi, permasalahan di dalam sistem logistik Indonesia sangat kompleks, karena berbagai faktor, seperti keragaman komoditas, luas wilayah dan kondisi geografis, kondisi infrastruktur, dan lain-lain. Faktor lainnya adalah banyaknya pihak terkait dengan berbagai kepentingan dalam sistem logistik, seperti beberapa kementerian dan instansi di tingkat pusat, pemerintah daerah, BUMN, perusahaan swasta, dan sebagainya.
Di sisi lain, cetak biru pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) telah ditetapkan dengan Keputusan Presiden No.26/2012 tertanggal 5 Maret 2012. Namun, hingga menjelang dua tahun, implementasi cetak biru tersebutbelum sesuai dnegan harapan. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian tahapan implementasi, rencana aksi, dan big win pengembangan sislognas.
Salah satu permasalahan penting yang menjadi kendala implementasi Sislognas adalah komitmen para pihak terkait dalam pengembangan logistik nasional. Komitmen ini berkaitan dengan itikad para pihak untuk menjalankan arah kebijakan dan strategi yang dijabarkan kedalam program, tahapan pelaksanaan, dan rencana aksi dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan Sistem Logistik Nasional pada 2025.
Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Rabu 6 November 2013
Foto : http://statik.tempo.co |