29 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Impor Kedelai Dilakukan Tanpa Mengganggu Petani Lokal - 11 Nov 2013

Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) berkomitmen industri pengolahan bersedia menyerap kedelai petani lokal. Selain itu, industri ini akan membeli dengan harga yang sudah ditentukan pemerintah. Yusan, Direktur Eksekutif Akindo Jumat (8/11) mengatakan, semua perusahaan sudah menyatakan komitmennya menyerap kedelai petani lokal dan membelinya dengan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Ditegaskan, pihak swasta, Bulog dan juga koperasi itu wajib hukumnya menyerap kedelai petani dan membelinya dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah. “Jadi, impor tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tapi tidak sampai mengganggu apalagi mematikan petani kedelai lokal,” kata Yusan.

Sebelumnya, Kementerian perdagangan memperkirakan, kebutuhan kedelai nasional pada 2013 mencapai 2,5 juta ton, dimana sebanyak 1,8 juta ton atau sekitar 70% dari kebutuhan total ini, akan dipenuhi melalui impor. Data Kementerian Pertanian menyebutkan luas tanam kedelai pada 2012 mencapai 756.000 hektare dengan total produksi mencapai 1 juta ton. Pada 2013, luasan tanam ditarget mencapai 1,02 juta hectare dengan total produksi mencapai 1,5 juta ton, atau dengan produktifitas sebesar 14,7 kwintal per hectare.

Apalagi, kedelai lokal milik petani memiliki aroma kedelai yang khas dan tidak tertandingi, meskipun saat ini kedelai impor telah mendominasi pasar dalam negeri. Dia melihat dominasi kedelai impor dipasar domestik, ternyata tidak mampu menggeser aroma khas dari kedelai lokal milik petani. Karena itulah, kedelai lokal ini akan tetap dicari para pengrajin dan industri kedelai.

Kelemahan kedelai lokal dibanding kedelai impor lebih dikarenakan faktor fisik atau penampilan. Kedelai lokal bijinya kecil, warnanya kurang begitu cerah dan tingkat pecahnya juga kurang baik. Sementara kedelai impor memiliki biji yang relative lebih besar, dengan warnanya yang cerah dan memiliki tingkat pecah yang baik. Oleh kerena itu, lanjut Yusan, umumnya pengrajin tahu tempe dan juga industri pengolahan kedelai tetap membutuhkan kedua jenis kedelai ini.




Sumber Tulisan : Business News