29 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Biaya Logistik Mahal Akibat infrastruktur Tidak Berkembang - 13 Nov 2013

Pelaku usaha logistik memperkirakan industri jasa logistik nasional pada tahun 2014 bakal mempertahankan tren pertumbuhan dua digit dengan proyeksi mencapai USD170 miliar atau setara dengan Rp1.951 triliun. Proyeksi jasa logistik tahun depan juga didukung peningkatan distribusi pengiriman barang terkait Pemilu 2014. Estimasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan estimasi hingga akhir tahun ini yang bakal menembus angka USD150 juta atau setara dengan Rp1.722 triliun. Proyeksi pertumbuhan pada tahun depan itu seiring dengan pengembangan jaringan maupun rantai suplai perusahaan-perusahaan logistik yang beroperasi di Indonesia.

Kendati demikian, Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) zaldy Mashita, di Jakarta (Senin,11/11), menilai pengembangan infrastruktur yang belum dilaksanakan secara signifikan oleh pemerintah akan tetap membuat ongkos logistik nasional tergolong tinggi pada tahun depan. Selain itu, implementasi Sislognas yang belum berjalan seperti seharusnya akan menjadi penekan pertumbuhan industri logistik nasional pada tahun depan. Belum lagi regulasi maupun peraturan yang begitu banyak dan tumpang tindih. “Di sini ongkos logistik sangat mahal, karena persoalan infrastruktur tidak ada perkembangan yang signifikan,” ujar Zaldy.

Dia menegaskan daya saing industri tetap menjadi harga mati demi memenangi kompetisi bisnis di kancah ASEAN dan global. Oleh karena itu, problem logistik yang kian akut dan melumpuhkan daya saing harus segera benahi. Penanganan masalah logistik yang sampai kini terseok-seok hanya akan membuat industri nasional menjadi pecundang. Pada tahun lalu, Bank Dunia menempatkan daya saing Indonesia di Bidang Logistik pada urutan ke-59 dari 155 negara. Peringkat ini jauh dibawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Dia melihat mengatakan lemahnya daya saing logistik dalam negeri terlihat dari sejumlah indicator seperti bea cukai, infrastruktur, pengapalan internasional, kualitas dan kompetensi logistik. Ada pula aspek tracking, tracing dan waktu penanganan.




Sumber Tulisan : Business News 

 

Foto : http://koran-jakarta.com