IKM Sebaiknya Fokus Pasar Domestik - 27 Nov 2013
JAKARTA – Industri kecil menengah DKI Jakarta sebaiknya mengembangkan pasar domestik lebih dulu, karena dinilai belum siap menghadapi serbuan produk dari negara lain.
Seiring dengan pemberlakuan Asean Economic Community (AEC) pada 2015, Kadin DKI menegaskan perlunya IKM menerapkan strategi bertahan dengan memperkuat cakupan pasar domestik.
Wakil Ketua Umum Bidang Industri, Energi dan Agribisnis Kadin DKI Rainer P. Tobing menegaskan IKM dalam negeri sulit bersaing secara global lantaran banyak kekurangan.
Beberapa kekurangan itu meliputi minimnya dukungan pembinaan pemerintah, kurangnya sertifikasi, biaya produksi tinggi, masalah peralatan, upah buruh tidak kompetitif, dan akses permodalan, di mana suku bunga pinjaman mencapai 15%.
Rainer menuturkan IKM belum mampu bersaing di pasar global seperti dengan Malaysia dan China, karena memiliki standar produk yang berbeda.
“Makanya kita putar haluan enggak usah lagi mengejar pasar global. Agak sulit head to head dengan mereka,” katanya di sela-sela rapat persiapan Jakarta IKM Expo V 2013, Selasa (26/11).
Kadin DKI sudah berpengalaman selama dua tahun mencoba mengangkat IKM di pasar global tetapi hasilnya mengecewakan karena produk dalam negeri hanya dianggap kelas dua setelah Malaysia.
Rainer menilai apabila asyik mengejar ambisi tersebut, hal itu justru bisa mengancam pasar dalam negeri, yang lambat laun dicaplok produk asing.
Berkaca dengan kemajuan perekonomian India dan China bahwa IKM mereka bisa kuat karena ditopang penguasaan pasar dalam negeri, maka jalan satu-satunya IKM Indonesia adalah memperkuat pasar domestik dengan membiasakan dengan produk asli.
Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Rabu 27 November 2013 |