Presiden : Tantangan Kian Sulit - 28 Nov 2013
JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi untuk menghindari dampak buruk dari tekanan ekonomi global yang akan membuat situasi sulit bagi perekonomian Tanah Air pada tahun depan.
Yudhoyono mengatakan kombinasi antara kinerja ekspor yang masih lemah dan potensi penghentian stimulus moneter (tapering off) bank sentral AS akan menimbulkan tekanan hebat pada perekonomian Indonesia. Tekanan tersebut, jelasnya terutama terasa melalui nilai tukar rupiah yang saat ini terus melemah menuju titik keseimbangan baru.
Sebagai catatan, beberapa hari terakhir nilai rupiah berfluktuasi cukup tajam. Pada transaksi kemarin rupiah tercatat bergerak pada kisaran Rp11.650-Rp11.886 per dolar Amerika Serikat (AS) di Bloomberg Dollar Index. Rupiah ditutup melemah pada level Rp11.886.
“Kesimpulannya, situasi ekonomi kita, ekonomi Indonesia tahun ini dan tahun depan tidak mudah. Saya lebih baik bicara itu daripada angin surge,” kata Presiden dalam Forum CEO Kompas, rabu (27/11).
Salah satu stretegi yang di tempuh pemerintah, katnya, adalah dengan terus berupaya menjaga daya beli masyarakat untuk mempertahankan konsumsi domestik sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kepada Negara juga meyakinkan para pelaku usaha bahwa pemerintah memiliki contingency plan untuk menghadapi potensi krisis perekonomian hanya bisa dilalui dengan kebijakan yang rasional berdasarkan strategi yang komprehensif.
"Saya harap isu ekonomi terkini bisa didiskusikan dengan baik, jangan banyak retorika, kerena itu tidak bisa mengubah ekonomi kita,” tegas SBY.
Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Kamis 28 November 2013
Foto : http://backend.wartaekonomi.co.id |