4 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Macan Kertas Beleid Sislognas - 31 Dec 2013

Sepanjang 2013, belum banyak perbaikan yang berhasil ditorehkan di sektor logistik nasional. Daya saing logistik Indonesia juga masih kalah jauh dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia aplagi Singapura.

Sekedar diketahui, hasil survey indeks kinerja logistik (logistic performance index/LPI) yang digelar Bank Dunia pada 2012 menempatkan Indonesia pada posisi 59 dari 155 negara yang disurvei.

Survey yang dilakukan tiap 2 tahun sekali itu juga menepatkan daya saing logistik Indonesia pada kategori loyo di regional Asean karena kalah dari Vietnam peringkat 53, Filipina 52, Thailand 38, Malaysia 29 serta tertinggal sangat jauh dari Singapura dengan peringkat pertama di dunia.

Hingga penghujung akhir tahun ini, sistem logistik nasional juga belum terbangun baik sehingga masih memicu disparitas harga barang antara Papua dan Pulau Jawa.

Jangan heran, harga satu sak semen seberat 50 kg di papua bisa mencapai ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah sedangkan di Pulau Jawa hanya Rp70.000.

Tentu saja, kondisi itu terjadi akibat konektivitas domestik yang masih terputus-putus dibeberapa bagian sehingga perekonomian nasional juga turut tak tersambung.

Padahal, harapan akan perbaikan sistem logistik nasional sudah muncul ketika pemerintah menerbitkan cetak biru Sistem Logistik Nasional (Sislognas) yang dituangkan dalam peraturan Presiden (perpres) No.26/2012.

Sayangnya, setelah lebih dari 1 tahun Perpres itu berjalan biaya logistik nasional masih berada di kisaran 27% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Alih-alih memperbaiki logistik nasional, Sislognas yang diterbitkan pada 5 Maret 2012 justru memberikan multitafsir dari kementerian atau instansi terkait yang membuat upaya pamangkasan ongkos logistik jauh panggang dari api.

Belum adanya komitmen maupun iktikad baik dari pihak yang menjalankan arah kebijakan dan strategi Sislognas, kian memicu problem logistik nasional makin akut dan menggorogoti perbaikan daya saing indonesia.





 

Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Selasa 31 Desember 2013