4 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Lini Barang Modal Akan Kembali Digenjot Tahun Ini - 06 Jan 2014

JAKARTA – Penurunan impor barang modal secara signifikan sepanjang 2013 mendorong pemerintah untuk menggenjot segmen tersebut tahun ini meski berpotensi menurunkan profil impor nasional dalam jangka pendek.

Badan pusat Statistik (BPS) mencatat impor barang modal tumbuh sebesar 1,6% menjadi US$2,7 miliar pada November tahun lalu. Nilai tersebut relative stagnan jika dibandingkan dengan periode Oktober yang juga berkisar US$2,7 miliar.

Selama 11 bulan pertama 2013, lini barang modal merosot hingga 17,2% menjadi US$29,1 miliar. Angka tersebut turun drastic dari periode yang sama tahun sebelumnya, saat tumbuh hingga 19,7% menjadi US$35,1 miliar.

“Kami akan lebih proaktif meningkatkan importasi barang modal. Itu akan meningkatkan nilai produk-produk yang bisa kita bungkus dan ekspor, sehingga bisa lebih mengompensasi dampak kenaikan impor,” ujar Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, akhir pekan lalu.

Gita menyambut positif komitmen untuk mendongkrak impor barang modal karena produk dari segmen tersebut dapat diproses untuk menghasilkan produk bernilai tambah (value-added) yang jauh lebih besar kompensasinya.

Kendati demikian, masih terdapat kekhawatiran proses pengolahan barang modal menjadi produk value-added akan memakan waktu cukup panjang sehingga membuka peluang bagi pelebaran defisit maraca perdagangan.





Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Senin 6 January 2014