3 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Tarif Baru Tidak Berpengaruh - 06 Feb 2014

JAKARTA – Penaikan tarif progresif penumpukan peti kemas impor di Pelabuhan Tanjung Priok hingga 250% dinilai tidak berpengaruh banyak terhadap penurunan waktu tunggu kontainer atau dwelling time di pelabuhan itu.

Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi mengatakan penaikan tarif progresif penumpukan peti kemas hanya berkontribusi menurunkan dwelling time sekitar 3%.

Menurutnya, akses dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok menjadi elemen terpenting untuk melancarkan arus barang.

Dia menjelaskan pengenaan tarif progresif penumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok hanya akan mengurangi dwelling time pada komponen cargo release yang mendorong pemilik barang mempercepat pengeluaran peti kemas.

Setijadi menilai penurunan dwelling time harus diikuti dengan langkah lain yang lebih mujarab yakni peningkatan kinerja manajemen terminal peti kemas, termasuk ketersediaan dan operasionalisasi peralatan bongkar muat.

“Perlu ada peningkatan koordinasi antara pemilik barang yang dikuasakan dengan armada pengangkut, serta peningkatan koordinasi antara pemilik barang yang dikuasakan dengan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan,” katanya kepada Bisnis, Jumat (31/1).

Setijadi menambahkan perlu ada beberapa langkah lain yakni optimalisasi sistem pelayanan 24 jam selama 7 hari, memaksimalkan Indonesia National Single Window (INSW), serta penambahan jumlah importir yang tergabung dalam jalur Mitra Utama (MITA) prioritas.

Jalur MITA prioritas adalah mekanisme pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor oleh Importir Jalur Prioritas dengan langsung diterbitkan Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB) tanpa pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen.

Selain masalah dwelling time, Setijadi menilai berbagai pihak terkait perlu mempercepat aliran akses dari dan menuju pelabuhan. Pelibatan Kepolisian dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta menjadi penting guna mempercepat arus barang tersebut.

Setijadi melanjutkan percepatan transportasi di dalam pelabuhan harus dibarengi dengan optimalisasi Tempat Pemeriksaaan Fisik Terpadu (TPFT).

Langkah lain yakni perlunya percepatan peningkatan aksesibilitas kereta api barang dengan membangun jaringan rel dari Terminal Pasoso ke Pelabuhan Tanjung Priok.

“Bila pemerintah dan semua pihak terkait dapat menyelesaikan masalah ini maka dapat diperoleh terobosan besar yang berdampak sangat signifikan bagi efisiensi logistik,” imbuhnya.







Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, 3 February 2014

Foto : http://img.bisnis.com