Tarif Baru Tidak Berpengaruh - 06 Feb 2014
JAKARTA – Penaikan tarif progresif penumpukan peti kemas impor di Pelabuhan Tanjung Priok hingga 250% dinilai tidak berpengaruh banyak terhadap penurunan waktu tunggu kontainer atau dwelling time di pelabuhan itu.
Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi mengatakan penaikan tarif progresif penumpukan peti kemas hanya berkontribusi menurunkan dwelling time sekitar 3%.
Menurutnya, akses dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok menjadi elemen terpenting untuk melancarkan arus barang.
Dia menjelaskan pengenaan tarif progresif penumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok hanya akan mengurangi dwelling time pada komponen cargo release yang mendorong pemilik barang mempercepat pengeluaran peti kemas.
Setijadi menilai penurunan dwelling time harus diikuti dengan langkah lain yang lebih mujarab yakni peningkatan kinerja manajemen terminal peti kemas, termasuk ketersediaan dan operasionalisasi peralatan bongkar muat.
“Perlu ada peningkatan koordinasi antara pemilik barang yang dikuasakan dengan armada pengangkut, serta peningkatan koordinasi antara pemilik barang yang dikuasakan dengan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan,” katanya kepada Bisnis, Jumat (31/1).
Setijadi menambahkan perlu ada beberapa langkah lain yakni optimalisasi sistem pelayanan 24 jam selama 7 hari, memaksimalkan Indonesia National Single Window (INSW), serta penambahan jumlah importir yang tergabung dalam jalur Mitra Utama (MITA) prioritas.
Jalur MITA prioritas adalah mekanisme pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor oleh Importir Jalur Prioritas dengan langsung diterbitkan Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB) tanpa pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen.
Selain masalah dwelling time, Setijadi menilai berbagai pihak terkait perlu mempercepat aliran akses dari dan menuju pelabuhan. Pelibatan Kepolisian dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta menjadi penting guna mempercepat arus barang tersebut.
Setijadi melanjutkan percepatan transportasi di dalam pelabuhan harus dibarengi dengan optimalisasi Tempat Pemeriksaaan Fisik Terpadu (TPFT).
Langkah lain yakni perlunya percepatan peningkatan aksesibilitas kereta api barang dengan membangun jaringan rel dari Terminal Pasoso ke Pelabuhan Tanjung Priok.
“Bila pemerintah dan semua pihak terkait dapat menyelesaikan masalah ini maka dapat diperoleh terobosan besar yang berdampak sangat signifikan bagi efisiensi logistik,” imbuhnya.
Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, 3 February 2014
Foto : http://img.bisnis.com |