3 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Indonesia Impor Kayu 200.000 Ton/Tahun - 10 Feb 2014

JAKARTA – Pelaku industri furniture khawatir dengan minimnya bahan baku kayu dalam negeri di tengah berkembangnya industri mebel rerata tumbuh 14% per tahun. Kekhawatiran itu lantaran Indonesia saat ini impor kayu sebanyak 200.000 ton per tahun atau dengan setara 35%.

Sekjen Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Abdul Sobur mengatakan impor bahan baku kayu terbanyak dari Amerika Serikat yang mencapai 30%. Sisanya impor dari negara lain seperti Eropa.

“Sangat ironi, Indonesia yang kaya dengan kayu hutan alam justru impor kayu dari luar,” papar Sobur kepada Bisnis, Kamis (6/2).

Sobur mengatakan kelangkaan bahan baku kayu keras yang berimbas pada impor lantaran pemerintah tidak tegas mengatur kewajiban menanam kayu keras untuk industri furniture. Sehingga pasokan kayu keras dari hutan alam di dalam negeri terus berkurang.

“Memang, penerintah menerapkan reboisasi. Tapi yang ditanam hanya menanam kayu lunak,” katanya.

Pihanya mengatakan penanaman kayu keras hingga masa penebangan membutuhkan waktu sekitar 30-an tahun. Sementara itu, penanaman kayu lunak butuh waktu tidak kurang dari 10 tahun. Anehnya, sambungnya, pemerintah seolah mengabaikan pasokan kayu keras yang bayak dibutuhkan furniture dan mebel.

“Kalau tidak dimulai dari sekarang, pohon kayu keras di Indonesia lama-kelamaan akan hilang. Dan Indonesia akan bergantung pada asing, imbasnya produksi dalam negeri tentu kalah bersaing dengan asing,” paparnya. 







Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Jumat 7 February 2014

 

Foto : http://wartaekonomi.co.id/