2 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Penurunan Impor Dorong Penguatan Rupiah - 17 Feb 2014

Penguatan nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar didorong oleh kebijakan pemerintah untuk menurunkan impor. Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan hal itu menanggapi Rp.12.000, dari Rp11.970 pada Kamis (13/2) sore menjadi Rp11.875 pada Jumat (14/2) pagi.

Menjelang akhir 2013 neraca perdagangan dilaporkan surplus yang kemudian menggiring kepada perbaikan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). “Penguatannya paling tajam Rupiah, karena memang datanya (NPI) paling baik dari yang diperkirakan oleh pasar. Sebetulnya sih karena mereka (pasar) nggak pernah percaya saja, bahwa akan efektif policy-nya. Kalau dilihat lebih tenang masalahnya itu setiap ekonomi kita slow down, CAD mengalami penurunan,” jelas Chatib di Jakarta, Jumat (14/2).

Chatib berpendapat, pasar memang harus lebih tenang dalam menghadapi perekonomian global dan domestik. Kebijakan pemerintah pasti akan memberikan dampak positif dalam perbaikan neraca perdagangan, meskipun melalui proses dalam beberapa waktu. “Saya terus terang tidak menduga CAD-nya bisa dibawah 2% di triwulan IV. Perkiraan saya CAD USD30 miliar, ternyata USD28 miliar. Jadi jauh lebih bagus dari yang diperkirakan. Ini juga membuat kemudian penguatan Rupiahnya cukup tajam,” ungkapnya.

Lebih lanjut Chatib menjelaskan, ada periode defisit transaksi berjalan yang terjadi hampir sama setiap tahunnya. Dimana defisit diakui akan selalu meningkat pada triwulan II dan kemudian menurun pada triwulan selanjutnya. Ini menurutnya sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya, sehingga pasarnya harus lebih tenang. “Lihat-lihat saja sebelumnya, maka saya yakin, karena itu sebelumnya. Tapi mereka, pasar, selalu menganggap ini akan makan waktu lama sekali,” paparnya.






Sumber Tulisan : Business News, Senin 17 February 2014