Penurunan Impor Dorong Penguatan Rupiah - 17 Feb 2014
Penguatan nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar didorong oleh kebijakan pemerintah untuk menurunkan impor. Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan hal itu menanggapi Rp.12.000, dari Rp11.970 pada Kamis (13/2) sore menjadi Rp11.875 pada Jumat (14/2) pagi.
Menjelang akhir 2013 neraca perdagangan dilaporkan surplus yang kemudian menggiring kepada perbaikan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). “Penguatannya paling tajam Rupiah, karena memang datanya (NPI) paling baik dari yang diperkirakan oleh pasar. Sebetulnya sih karena mereka (pasar) nggak pernah percaya saja, bahwa akan efektif policy-nya. Kalau dilihat lebih tenang masalahnya itu setiap ekonomi kita slow down, CAD mengalami penurunan,” jelas Chatib di Jakarta, Jumat (14/2).
Chatib berpendapat, pasar memang harus lebih tenang dalam menghadapi perekonomian global dan domestik. Kebijakan pemerintah pasti akan memberikan dampak positif dalam perbaikan neraca perdagangan, meskipun melalui proses dalam beberapa waktu. “Saya terus terang tidak menduga CAD-nya bisa dibawah 2% di triwulan IV. Perkiraan saya CAD USD30 miliar, ternyata USD28 miliar. Jadi jauh lebih bagus dari yang diperkirakan. Ini juga membuat kemudian penguatan Rupiahnya cukup tajam,” ungkapnya.
Lebih lanjut Chatib menjelaskan, ada periode defisit transaksi berjalan yang terjadi hampir sama setiap tahunnya. Dimana defisit diakui akan selalu meningkat pada triwulan II dan kemudian menurun pada triwulan selanjutnya. Ini menurutnya sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya, sehingga pasarnya harus lebih tenang. “Lihat-lihat saja sebelumnya, maka saya yakin, karena itu sebelumnya. Tapi mereka, pasar, selalu menganggap ini akan makan waktu lama sekali,” paparnya.
Sumber Tulisan : Business News, Senin 17 February 2014 |