2 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Bisnis Yang Tidak Ada Matinya - 19 Feb 2014

Usaha angkutan barang dan peti kemas dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok terus bergeliat kendati kondisi kerusakan jalan di jalur distribusi sudah pada titik yang sangat mengkhawatirkan.

Disisi lain pengerjaan akses jalan tol langsung Pelabuhan Tanjung Priok atau project jampea section E2 yang terkoneksi dengan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) hingga kini belum selesai.

Kalangan pengusaha angkutan pelabuhan kerap menyebutnya sejumlah titik di jalur distribusi menuju Tanjung Priok sebagai jalur neraka karena armada pengangkutan kontainer membutuhkan waktu lebih dari 4 jam untuk jarak tempuh 3 kilometer.

Pengusaha yang tergabung dalam Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Organda DKI Jakarta sudah paham dengan istilah jalur neraka yang muncul dari keluhan sopir truk ketika melintasi ruas jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

Selama ini, titik kemacetan parah kerap terjadi di empat ruas jalan di jakarta yakni Marunda, Cakung Cilincing, Yos Sudarso dan Martadinata. Umumnya, kemacetan parah itu dipicu besarnya volume kendaraan yang melintas di ruas tersebut ditambah kerusakan jalan yang sangat parah, terutama di jalur Marunda dan Cakung Cilincing.

 Kedua jalur di Marunda dan Cakung Cilincing kerap digunakan sebagai perlintasan angkutan barang dan peti kemas untuk kegiatan distribusi dari dan menuju wilayah Bekasi, Karawang, Bandung dan sekitarnya.

Di kedua jalur jalan itu volume distribusi barang dari dan ke Tanjung Priok berintensitas cukup padat. Apalagi, Jawa Barat dan sekitarnya selama ini merupakan wilayah penopang industri atau hinterland Tanjung Priok dengan lebih dari 60% kegiatan pengapalan dan bongkar muat Tanjung Priok.

Sisanya hinterland Tanjung Priok adalah industri di wilayah Tanggerang dengan akses jalan Martadinata Ancol, serta hinterland industri di Bogor dan sekitarnya yang umumnya melewati akses jalan Yos sudarso.

Sekjen Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Achmad Ridwan Tento menilai kerusakan jalan sudah sangat mengganggu aktivitas impor di Pelabuhan Tanjung Priok.

Dia mendesak pemerintah segera membenahi seluruh jalan yang rusak dan berlubang di sepanjang jalur distribusi Pelabuhan Tanjung Priok. “Bila perlu mengerahkan personil TNI untuk menangani kerusakan jalan di jalur distribusi Priok tersebut, sebab saya lihat dibeberapa wilayah lain TNI juga sudah dilibatkan,” katanya.



Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Rabu 19 February 2014

Foto : http://img.antaranews.com