2 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Bisnis Forwarder Melaju Pesat - 21 Feb 2014

JAKARTA – Usaha forwarder yang melayani kegiatan logistik dan jasa pengurusan transportasi serta kepabeanan melalui Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta mencatat pertumbuhan 21% seiring dengan melonjaknya arus bongkar muat barang dan peti kemas.

Kendati begitu, mayoritas perusahaan forwarder di DKI Jakarta tersebut tersebut masih menggarap pasar penanganan kargo domestik atau antarpulau dengan alasan potensinya juga cukup menjanjikan. Adapun peningkatan di pelabuhan arus bongkar muat barang dan peti kemas paling sibuk di indonesia itu rata-rata 12% pertahun.

Ketua Asosiasi Logistik dan  Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Sofian Pane, mengatakan bisnis forwarder masih sangat prospektif pasca implementasi integrasi logistik Asean 2013 yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan Asean Economic Community (AEC) 2015.

Dia mengatakan hingga 31 Desember 2013 jumlah perusahaan forwarder yang mengantongi Surat Izin Usaha Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi atau SIUP JPT yang beroperasi di DKI Jakarta dan tercatat keanggotaan ALFI DKI mencapai 1.298 perusahaan atau naik 21% dibandingkan 2012 sebanyak 1.070 perusahaan.

“Izin usaha forwarder atau SIUP JPT tersebut di terbitkan Dinas Perhubungan Provinsi DKI setelah mengantongi rekomendasi dari ALFI,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (20/2).

Sofian mengatakan, pemegang SIUP JPT yang beroperasi di pelabuhan Tanjung Priok itu didominasi perusahaan forwarder yang bergerak pada pelayanan pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) atau custom clearance sebanyak 60%, perusahaan forwarder yang menangani kargo domestik 30%, sedangkan 10% nya kategori perusahaan forwarder yang melayani kargo internasional atau ocean going.

Menurutnya, masih minimnya perusahaan forwarder nasional yang menangani kargo internasional di pelabuhan Priok sampai saat ini bukan berarti usaha lokal tersebut ‘jago kandang’. Namun, kata dia, perusahaan yang bermain pada aktivitas kargo lokal itu justru melihat potensi volume market kargo domestik atau antarpulau di pelabuhan Tanjung Priok mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir.  

“Kegiatan domestik di Priok juga jangan dispelekan. Untuk peti kemas pada tahun lalu saja hampir mencapai 3 juta TEUs, belum termasuk barang general kargo yang mencapai 20 juta ton per tahun. Kondisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pemain domestik,” paparnya.

Disisi lain, kata Sofian, untuk menangani kargo internasional, perusahaan forwarder mesti menyiapkan jaringan kerja yang luas dan perangkat SDM yang memahami teknologi maupun alur distribusi dan persyaratan dokumen barang, agar bisa bersaing dengan usaha sejenis bermodal besar.

“ALFI akan terus mendorong agar usaha forwarder dan logistik nasional yang sudah berkecimpung pada layanan kargo internasional ini tetap bisa tumbuh seiring masuknya pemodal asing yang menggeluti bisnis ini menjelang AEC 2015,” tuturnya.

Dia mengatakan, Pelabuhan Tanjung priok masih menjadi barometer kegiatan logistik di tanah air mengingat Pelabuhan Priok merupakan infrastruktur penting bagi kelancaran perdagangan domestik dan internasional bagi Indonesia karena sekitar 60% lalu lintas perdagangan internasional melalui pelabuhan ini.






Sumber : Bisnis Indonesia, Jumat 21 February 2014