Neraca Defisit Ditekan - 21 Feb 2014
JAKARTA – Pemerintah menargetkan impor produk industri, baik barang modal, produk antara dan produk jadi tahun ini bisa ditekan 2%-4% dibandingkan dengan impor pada 2013 dengan mengoptimalkan industrialisasi.
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan saat ini transaksi berjalan (current account) sektor industri yang masih defisit akibat impor yang cenderung meningkat, baik berupa bahan baku, maupun barang modal industri.
Ada sembilan kelompok industri yang impornya meningkat pada 2012-2013, antara lain kelompok industri mesin dan alat-alat listrik, logam, otomotif, elektronika, dan kimia dasar serta pupuk.
Kemudian, kelompok industri makanan, minuman dan pakan ternak, tekstil dan produk tekstil, barang kimia, plastic, pengolahan karet dan produk farmasi, serta industri pulp dan kertas.
Masih cukup tingginya impor bahan baku dan barang modal tersebut, ujar Hidayat, dikarenakan industri nasional masih mengalami berbagai permasalahan, seperti lemahnya daya saing industri nasional.
Tingginya impor juga disebakan oleh belum kuat dan dalamnya struktur industri nasional, belum optimalnya alokasi sumber daya energy dan bahan baku serta pembiayaan industri.
Masih banyaknya ekspor komoditas primer seperti gas, batubata, mineral logam, minyak sawit, kakao, karet, dan kulit, ikut mendorong lemahnya proses industrialisasi nasional.
Adapun, masalah lain yang bisa ikut memperlemah kinerja manufaktur, ujarnya, adalah belum memadainya dukungan sarana prasarana industri seperti kawasan industri jaringan energi dan telekomunikasi, transportasi dan distribusi.
Sumber : Bisnis Indonesia, Jumat 21 February 2014 |