2 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Neraca Defisit Ditekan - 21 Feb 2014

JAKARTA – Pemerintah menargetkan impor produk industri, baik barang modal, produk antara dan produk jadi tahun ini bisa ditekan 2%-4% dibandingkan dengan impor pada 2013 dengan mengoptimalkan industrialisasi.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan saat ini transaksi berjalan (current account) sektor industri yang masih defisit akibat impor yang cenderung meningkat, baik berupa bahan baku, maupun barang modal industri.

Ada sembilan kelompok industri yang impornya meningkat pada 2012-2013, antara lain kelompok industri mesin dan alat-alat listrik, logam, otomotif, elektronika, dan kimia dasar serta pupuk.

Kemudian, kelompok industri makanan, minuman dan pakan ternak, tekstil dan produk tekstil, barang kimia, plastic, pengolahan karet dan produk farmasi, serta industri pulp dan kertas.

Masih cukup tingginya impor bahan baku dan barang modal tersebut, ujar Hidayat, dikarenakan industri nasional masih mengalami berbagai permasalahan, seperti lemahnya daya saing industri nasional.

Tingginya impor juga disebakan oleh belum kuat dan dalamnya struktur industri nasional, belum optimalnya alokasi sumber daya energy dan bahan baku serta pembiayaan industri.

Masih banyaknya ekspor komoditas primer seperti gas, batubata, mineral logam, minyak sawit, kakao, karet, dan kulit, ikut mendorong lemahnya proses industrialisasi nasional.

Adapun, masalah lain yang bisa ikut memperlemah kinerja manufaktur, ujarnya, adalah belum memadainya dukungan sarana prasarana industri seperti kawasan industri jaringan energi dan telekomunikasi, transportasi dan distribusi.




Sumber : Bisnis Indonesia, Jumat 21 February 2014