Surplus Terus Dijaga - 04 Dec 2013
JAKARTA – Pemerintah menyatakan akan terus menjaga tren surplus neraca perdagangan guna mengamankan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Badan Pusat Statistik (BPS) Senin (2/12) mengumumkan neraca perdagangan Oktober surplus US$ 42,4 juta yang merupakan ketiga kalinya sepanjang 2013 dan memberikan sentiment positif di pasar keuangan.
Menteri Keuangan M.Chatib Basri mengatakan perbaikan neraca perdagangan Oktober tidak terlepas dari kombinasi perbaikan ekonomi di Amerika Serikat, pemulihan harga, dan efektifnya paket kebijakan pemerintah.
“Saya katakan berkali-kali, selama current account deficit di-address dengan baik, itu akan berpengaruh terhadap penguatan rupiah,” ujarnya.
Pemerintah, lanjutnya, akan menjaga tren surplus dengan mengeluarkan paket kebijakan jilid II pekan ini dengan menaikkan pajak penghasilan impor (PPh Pasal 22) menjadi 75% dan menyederhanakan prosedur fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE).
Pergerakan nilai tukar rupiah, katanya, paling berdampak pada pos subsidi dan penerimaan migas dalam APBN yang besaran realisasinya bergantung pada nilai tukar dolar.
Chatib memperkirakan setiap dolar terapresiasi sebesar Rp.1.000 defisit APBN-P 2013 meningkat sebesar Rp5 trilun. Artinya selisih sekitar Rp2.100 antara nilai rupiah saat ini yang berada pada Rp11.700 dengan asumsi nilai tukar dolar Rp9.600 pada APBN-P 2013 bisa meningkatkan defisit hingga Rp12 triliun di atas target.
Surplus neraca perdagangan Oktober terjadi akibat realisasi ekspor Oktober tercatat US$15,72 miliar atau naik 2,59% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Adapun, nilai impor Oktober justru turun 8,9% menjadi US$15,67 miliar.
Sepanjang 213, surplus perdagangan hanya terjadi pada Maret senilai US$130 juta dan Agustus US$70 juta. Selebihnya, neraca dagang selalu defisit.
Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Selasa 3 Desember 2013 |