30 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Ongkos Pelabuhan Didesak Pakai Rupiah - 04 Dec 2013

JAKARTA – Kalangan importir kembali mendesak pemerintah menyeragamkan pembayaran kegiatan jasa kepelabuhanan menggunakan mata uang rupiah menyusul penguatan mata uang dolar AS akhir-akhir ini.

Ketua Kepelabuhanan dan Kepabeanan DPP Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Erwin Taufan mengatakan kebutuhan mata uang dolar AS untuk pembayaran jasa kepelabuhanan sangat tinggi apalagi terdapat 25.000 perusahaan importir di seluruh Indonesia.

“Sudah jelas itu yang namanya terminal handling charges maupun container handling charges di pelabuhan kita kan menggunakan dolar AS. Belum lagi biaya survey barang impor juga ada yang menariknya kepada Bisnis, Senin (2/12).

Dia prihatin pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpengaruh kepada lonjakan nilai impor yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat sebagai konsumen akhir.

Sampai saat ini, Erwin menjelaskan hampir seluruh kegiatan importasi dan turunannya menggunakan mata uang dolar As. Kegiatan itu seperti biaya penanganan di depo empty, biaya perbaikan peti kemas jika ada kerusakan, termasuk pembayaran ongkos angkut di pelayaran.

“Pemerintah jangan setengah-setengah dan harus berani memutuskan agar seluruh kebutuhan pembayaran kegiatan impor bisa menggunakan mata uang rupiah, jadi bukan dalam bentuk dolar AS,” paparnya.

Dia juga meminta infrastruktur dan peralatan di Pelabuhan Tanjung Priok ditingkatkan guna mempercepat waktu tunggu pengeluaran barang (dwelling time).

“Pelabuhan Priok menjadi barometer perdagangan di Indonesia karena pelabuhan ini menangani lebih 65% kegiatan ekspor impor nasional,” ujarnya.

Erwin menambahkan asosiasinya mendukung kelanjutan program modernisasi Pelabuhan Tanjung Priok untuk memberikan pelayanan jasa kepelabuhan yang efisien dan murah.

Menurutnya, modernisasi Tanjung Priok harus didukung infrastruktur jalan yang memadai untuk menekan biaya logistik dari dan ke pelabuhan tersebut.

“Pelaku usaha berharap pembangunan akses tol langsung pelabuhan yang terhubung dengan JORR bisa dipercepat penyelesaiannya,” paparnya.

Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta Bidang Transportasi dan Logistik Syafrizal BK menilai efisiensi pelayanan jasa pelabuhan tidak terlepas dengan implementasi tarif  jasa pelabuhan yang diberlakukan selama ini.   





Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Selasa 3 Desember 2013

 

Foto : http://koran-jakarta.com