3 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Pemerintah Bertekad Kurangi Impor Bahan Baku Baja - 11 Dec 2013

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan industri baja di Indonesia masih mengimpor sekitar 70% dari total bahan baku yang dibutuhkan. Saat ini total kebutuhan bahan baku baja nasional mencapai 6-7 juta ton. Impor bahan baku baja sekitar 4,2 – 4,9 juta ton per tahun atau setara USD3,9 miliar dengan rata-rata harga bahan baku baja sekitar USD800 juta. Dari total bahan baku baja sekitar 6-7 juta ton, produk akhir baja yang yang dapat dihasilkan mencapai 9,9 juta ton. Berdasarkan data South East Asia Iron & Steel Institute, total permintaan produk baja akhir di Indonesia pada 2011 mencapai 9,9 juta ton. Dari jumlah itu, sekitar 54% masih dipasok impor. Saat ini, konsumsi produk baja akhir di negeri ini mencapai sekitar 9 juta ton, dengan porsi impor sebesar 55%.

Namun, Kemenperin bertekad akan mengurangi impor bahan baku baja dan mulai mengoptimalkan volume produksi baja di dalam negeri. Benny Wahyudi, Direktur Jenderal Bidang Industri Manufaktur, Kemenperin, di Jakarta (Senin, 9/12), optimistis ketergantungan industri baja terhadap bahan baku impor akan berkurang. Sebab, katanya, mulai 23 Desember mendatang, pabrik PT Krakatau Posco sudah mulai beroperasi dan menambah stok cadangan baja nasional sebanyak 3 juta ton. “Kita tidak bisa terus menerus mengandalkan bahan baku impor untuk industri baja. Makanya kita bertekad mengurangi impor,” kata Benny.

Benny mengakui bahwa saat ini industri baja di Tanah Air sedang terpukul oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Namun, berbekal bahan baku yang diproduksi PT Krakatau Posco, industri dinilai akan cukup terbantu untuk beradaptasi dengan nilai keseimbangan baru rupiah. Dengan tambahan kapasitas produksi dari Posco, dia berharap impor bahan baku slab dan pelat baja akan berkurang. Berkurangnya ketergantungan pada bahan baku impor diprediksi akan mendongkrak pertumbuhan industri baja tahun depan.



Sumber Tulisan : Business News, Rabu 11 Desember 2013

Foto : http://statik.tempo.co