Asmindo Optimis Target Ekspor Mebel Tercapai - 18 Dec 2013
Industri mebel dan kerajinan Indonesia diuntungkan dengan melimpahnya bahan baku seperti kayu dan rotan di tanah Air. Kandungan lokal bahan baku yang hampir 100% tak pelak menjadikan industri mebel dan kerajinan sebagai sektor industri yang kokoh meskipun diterpa krisis. Bahkan, pelemahan nilai tukar rupiah justru kian menggairahkan pelaku usaha mebel dan kerajinan yang berorientasi ekspor. Meski demikian, belakangan para pembeli asing mulai ada yang meminta diskon harga produk mebel yang bahan bakunya dibeli menggunakan rupiah begitu tahu ada penguatan dollar AS.
Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Tangan Indonesia (Asmindo), Ambar Tjahyono, di Jakarta (Selasa, 17/12), optimis target ekspor mebel sebesar USD1,9 miliar hingga akhir Desember tahun ini bisa tercapai. Meski optimis, pihaknya mengakui bahwa industri mebel masih dihantui oleh ekonomi yang belum stabil. Pada tahun 2012, ekspor mebel nasional mencapai USD1,85 miliar. Menurut Ambar, kenaikan tersebut diakibatkan banyaknya hotel-hotel baru yang bermunculan sehingga membutuhkan pasokan furniture. Sedangkan tantangan bagi produsen mebel lokal adalah sulitnya bersaing dengan mebel impor, karena biaya produksi yang semakin tinggi akibat kenaikan upah buruh dan harga energi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, ekspor mebel Indonesia mengalami periode pasang surut dalam beberapa tahun terakhir. Nilai ekspor mebel pada 2008 sebesar USD1,954 miliar dan turun menjadi USD1,669 miliar pada 2009. Ekspor mebel pada 2010 kembali naik menjadi USD1,963 miliar sebelum kemudian turun menjadi USD1,764 miliar 2011. Nilai ekspor mebel pada 2012 nyaris stagnan, yakni USD1,779 miliar. Sepanjang semester I-2013, nilai ekspor mebel tercatat USD0,89 miliar.
Sumber Tulisan : Business News, Rabu 18 Desember 2013
Foto : http://assets.kompas.com |