Industri Pelayaran Kian Tertekan - 18 Dec 2013
JAKARTA – Industri pelayaran yang pada tahun ini sudah tumbuh melambat diperkirakan akan makin terbebani akibat depresiasi rupiah yang memasuki posisi terendah dalam 5 tahun terakhir dan di pasar spot pada Selasa (17/12) ditutup melemah Rp12.125 per dolar.
“Depresiasi rupiah jelas berdampak bagi pelayaran karena sektor pelayaran memerlukan mata uang yang stabil,” kata Ketua Umum Indonesia National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto, Selasa (17/12).
Carmelita menyebutkan bahwa biasanya pinjaman pembiayaan kapal menggunakan dolar, sedangkan freight atau biaya jasa kargo menggunakan rupiah.
Akibatnya, beban perusahaan pelayaran terhadap pembiayaan pengadaan kapal meningkat, padahal mayoritas kapal di Indonesia dibiayai dengan mata uang dolar AS.
“Dampak lainnya, biaya maintenance meningkat karena harga spare part juga naik,” tambah Carmelita. Pelaku ushaa, sebutnya, perlu melakukan efisiensi pada saat kondisi rupiah seperti saat ini.
Dia menambahkan bahwa situasi pelayaran tahun ini sebenarnya sudah melambat, terutama pada sektor tanker, kontainer dan dry bulk ocean going.
Pada pasar dalam negeri, sambungnya, masih cukup baik tetapi tetap melambat karena faktor dampak krisis global maupun makro ekonomi domestik.
Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Rabu 18 Desember 2013
Foto : http://img.bisnis.com |