Impor Kian Tinggi - 16 Jan 2014
JAKARTA – Kendati tren laju impor bahan pangan pokok mengalami penurunan pada 2013 dibandingkan dengan 2012, ketergantungan Indonesia terhadap pasokan dari luar negeri pada tahun ini diprediksi tetap tinggi.
Sejumlah ahli bahkan memprediksi laju impor beberapa komoditas pangan utama tahun ini berpotensi meningkat ketimbang tahun lalu, yang dipicu faktor cuaca ekstrem, ketidakpastian tahun politik, hama tanaman, kebijakan pemerintah yang tidak konsisten serta program swasembada pangan yang tidak jelas.
Guru besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas Santosa mengakui adanya tren penurunan impor yang cukup signifikan pada beberapa komoditas utama sepanjang Januari-November 2013, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Untuk komoditas beras impornya turun dari 1,8 juta ton menjadi 0,4 juta ton, begitupun kedelai turun sekitar 0,3 juta ton,” paparnya ketika dihubungi Bisnis, baru-baru ini.
Namun, dibalik tren penurunan tersebut laju impor beberapa komoditas pangan pokok lainnya masih tetap tinggi selama 11 bulan pertama 2013 dengan total US$8,6 miliar.
Dwi menjelaskan penurunan impor beras pada tahun lalu disebabkan adanya peningkatan produksi sebesar 2,6% di samping volume cadangan yang cukup besar seiring dengan pengadaan dari impor yang mencapai 1,8 juta ton pada 2012.
Adapun untuk penurunan impor kedelai, lanjutnya, lebih disebabkan faktor harga internasional yang tinggi pada tahun lalu dan depresiasi rupiah sehingga menekan permintaan. “Jadi bukan karena ada peningkatan produksi kedelai,” jelas Dwi yang juga Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI).
Dengan kondisi tersebut, dia berpendapat tidak aka nada perbaikan yang signifikan pada tahun ini terkait dengan ketergantungan impor pangan yang masih tinggi, bahkan khusus beras diprediksi bisa kembali ke kisaran 1,5 juta ton.
Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Rabu 15 January 2014 |