2 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Pelaku Usaha Desak Percepatan Proyek - 25 Feb 2014

JAKARTA – Pelaku usaha di DKI Jakarta dan Jawa Barat mendesak dirampungkannya proyek pembangunan akses tol langsung ke pelabuhan Tanjung Priok atau yang dikenal sebagai proyek Jampea section E2.

Desakan itu mencuat seiring dengan kerugian akibat kemacetan parah yang terus terjadi di jalur distribusi dari dan menuju pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

Ketua Dewan Pimpinan Unit Angkutan Umum Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Organda Provinsi DKI Jakarta Gemilang Tarigan mengatakan kemacetan di akses jalan keluar-masuk Pelabuhan Tanjung Priok semakin parah, apalagi pada saat musim hujan.

Menurutnya, kondisi itu menyebabkan banjir di beberapa ruas jalan. Ini berdampak pada terganggunya jadwal pengiriman barang, serta kerugian perusahaan jasa transportasi.

“Kemacetan ini diperparah dengan banyaknya lubang pascabanjir di kawasan Jakarta Utara yang merupakan akses keluar-masuk Pelabuhan Tanjung Priok harus segera diselesaikan, karena akan berdampak pada tingginya ongkos angkut,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (24/2).

Gemilang mengatakan kemacetan di akses keluar-masuk Pelabuhan Tanjung Priok ini mengakibatkan potensi kerugian perusahaan transportasi lebih dari Rp11 miliar per hari.

Kemacetan di jalur distribusi tersebut juga sudah mengganggu ketersedian pasok bahan baku industri di Jawa Barat dan sekitarnya, akibat keterlambatan proses delivery.

Dalam keadaan normal, kata dia, setiap hari satu truk mampu menempuh satu rit perjalanan, namun kini untuk menempuh satu rit dibutuhkan waktu 3 hari. Artinya, ada penurunan penghasilan sopir per hari hingga sepertiga dari normal.

Kemacetan di jalur distribusi Tanjung Priok terjadi pada empat titik di DKI Jakarta yakni Jalan Martadinata, Jalan Yos Sudarso, Jalan Marunda, dan Jalan Raya Cakung Cilincing.

“Akses keluar-masuk Pelabuhan Tanjung Priok ini sebelumnya ada tiga jalur kiri dan kanan, tetapi sejak ada proyek tol Priok, bersisa hanya dua lajur, ditambah adanya lubang di badan jalan,” tuturnya.

Pihaknya, lanjut Tarigan, sudah meminta pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar segera melakukan perbaikan jalan rusak, termasuk mempercepat pembangunan jalan tol Priok.

“Solusinya akses tol Priok Jampea section E2 mesti dipercepat pengerjaannya. Saya melihat pengerjaannya lambat karena kalau sudah sore hari mereka gantung sling (tidak kerja lagi),” paparnya.

Wakil Ketua Komisi Perhubungan Dewan Pertimbangan Kadin Provinsi Jawa Barat, Muis Tonthawi mengatakan, jalur distribusi dari dan ke pelabuhan Priok sangat vital bagi kelangsungan industri di kawasan Jawa Barat dan sekitarnya karena 70% industri di wilayah ini merupakan hinterlang pelabuhan Priok.

“Kalau akses distribusinya terhambat otomatis terjadi gangguan kegiatan industri, sebab hal ini sangat berkaitan dengan ketersediaan bahan baku pabrik,” ujarnya.





Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Selasa 25 February 2014

Foto : http://img.bisnis.com