2 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Standardisasi Produk Dikebut - 27 Feb 2014

JAKARTA – Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang sudah di ambang pintu membuat Indonesia kian getol memacu standardisasi guna mengejar ketertinggalan dari persaingan dengan negara Asean yang lain.

Kendati berbagai pihak menilai Indonesia masih terbelakang dalam hal standardisasi produk, upaya untuk memperbaiki kekurangan diyakini belum terlambat, khususnya untuk produk-produk yang menjadi unggulan seperti barang elektronik.

Salah satu strategi yang akan ditempuh oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) adalah mempercepat proses perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI), apabila memang barang yang hendak distandardisasi mencakup kepentingan umum dan mendesak.

“Kami juga menyiapkan infrastruktur perumusan standar harus diubah melalui beberapa skema, ada yang cepat dan yang konvensional. Nah, yang cepat ini kalau memang untuk kebutuhan mendesak, prosesnya tidak akan lebih dari 1 tahun,” jelas Kepala BNS Bambang Prasetya kepada Bisnis, Rabu (26/2).

Percepatan standar dilakukan dengan merampingkan proses jajak pendapat menjadi hanya feedback tanpa voting, dan mempercepat respons akan kebutuhan standar menjadi hanya 1 bulan dengan syarat ada surat pengantar dari pejabat eselon 1 Kementerian teknis yang menyatakan bahwa barang yang bersangkutan perlu untuk distandardisasi.

“Memang ada keterbatasan, karena kami tergantung pada panitia teknis di kementerian. Tapi memang harus ada percepatan,”

Hingga kuartal I/2013, BSN tercatat telah menerbitkan total 9.320 SNI, yang mana 4.108 diantaranya merupakan SNI untuk sektor industri. Dari angka tersebut, sektor pemesinan mendominasi dengan 834 SNI, diikuti logam dan baja dengan 420 SNI, tekstil dan produk tekstil dengan 402 SNI, serta makanan dan minuman dengan 395 SNI.






Sumber tulisan : Bisnis Indonesia, Kamis 27 February 2014