29 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Keran Impor Tetap Terbuka - 04 Mar 2014

JAKARTA – Pemerintah kembali menegaskan impor pangan pokok diperbolehkan meskipun kebijakan ini kontroversial. Impor akan dilakukan sepanjang ditemukan kekurangan pasokan akibat produksi lokal yang tidak optimal.

Menteri Pertanian Suswono menyatakan pihaknya akan membuka keran impor jika memang produksi pertanian lokal tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Langkah ini terpaksa dilakukan guna menjaga stabilitas harga pangan di pasar dalam negeri.

“Yang penting, konsep impor sejauh untuk menutupi kekurangan, saya perbolehkan. Tetapi ini jangan didistorsi, artinya jangan dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu,” katanya, Sabtu (1/3).

Karena itu, jelas Suswono, pihaknya lembaga atau kementerian yang berwenang mengawasi proses importasi ini bersikap tegas terhadap oknum-oknum yang memanfaatkan peluang tersebut untuk kepentingan pribadi, misalnya dengan cara melakukan impor yang menyalahi aturan.

Kebutuhan pangan, lanjut Suswono, semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk. Komoditas ini akan selalu dibutuhkan masyarakat. “Komoditas yang selalu dicari itu ya pangan. Karena itu meningkatnya jumlah penduduk merupakan tantangan sekaligus ancaman bagi pertanian,” jelasnya.

Selain itu, ia mengungkapkan keterbatasan lahan yang ada saat ini sangat menghambat peningkatan produksi pangan. Hal ini diperparah dengan tingginya laju konversi area pertanian ke area non pertanian seperti area perumahan, pertokoan dan sebagainya.





Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Senin 3 Maret 2014