Organda Sulit Remajakan Armada - 14 Mar 2014
JAKARTA – Pengusaha transportasi dan logistik di Indonesia menyatakan revitalisasi armada angkutan pelabuhan masih terbebani biaya tinggi akibat besarnya biaya bunga bank dan lain-lain.
Ketua Organda Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) DKI Jakarta Gemilang Tarigan mengatakan beban pengusaha nasional untuk investasi armada bisa mencapai 61% dari harga truk. Perinciannya, beban bea masuk sebesar 5%, PPh 10%, PPn 2,5%, Biaya Balik Nama (BBN) 6% serta bunga Bank hingga 37,5% untuk 3 tahun.
Dia menilai pemerintah dan lembaga keuangan harus berkomitmen memberikan keringanan pajak dan bea masuk serta menekan suku bunga kredit untuk merangsang investasi baru dalam peremajaan angkutan pelabuhan.
“Sedangkan perusahaan asing yang berinvestasi di dalam negeri akan terbebas dengan pajak dan bea masuk, bahkan dirangsang dengan tax holiday,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (13/3).
Gemilang menegaskan pemerintah semestinya menghapus beban bea masuk, PPh, dan PPn untuk peremajaan angkutan pelabuhan oleh pengusaha nasional, sedangkan biaya balik nama (BBN) diusulkan hanya 2,5% dan bunga Bank maksimal 15% per 3 tahun.
Saat ini, katanya, kondisi armada truk maupun trailer yang melayani kegiatan di pelabuhan Tanjung Priok sangat memprihatinkan karena hampir 80% armada berusia tua atau lebih dari 15 tahun.
“Kondisi itu disebabkan oleh tingginya harga truk dan suku bunga investasi dalam bidang angkutan darat, akibatnya armada angkutan pelabuhan banyak yang berusia tua sehingga sering terjadi trailer mogok dan menimbulkan kemacetan,” paparnya.
Dia menjelaskan kalangan pengusaha logistik di Tanjung Priok mendorong revitalisasi armada pelabuhan bisa segera dilakukan tetapi sampai sekarang belum bisa terealisasi.
“Dorongan segera merevitalisasi angkutan pelabuhan juga sudah disampaikan oleh pengusaha logistik di Jakarta. Bahkan Angsuspel sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan asosiasi itu,” tuturnya.
Ketua Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Sofian Pane mengatakan Pelabuhan Tanjung Priok masih sebagai pintu gerbang utama lalu lintas perdagangan internasional di Indoensia karena hampir 70% pengiriman barang domestik dan internasional dikapalkan melalui pelabuhan itu.
Dia memprediksi terjadi peningkatan kegiatan pengiriman barang 15%-20% per tahun seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5%-6% per tahun. Sofian menilai sarana untuk menunjang kegiatan kepelabuhanan perlu dipersiapkan sejalan dengan pembangunan Kalibaru, pembangunan akses jalan tol langsung kepelabuhan, termasuk insentif untuk mengembangan pelayaran nasional.
Sumber Tulisan : Business News, Jumat 14 Maret 2014
Foto : http://img.bisnis.com |